Jumat, 24 April 2015

Teknik presentasi



HAND OUT TEKNIK PRESENTASI


PEMBINAAN KARIR
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) 
BAGI PTK SEKOLAH DASAR




Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar


A.   TUJUAN
Tujuan pemberian materi presentasi ini agar dapat:
1.    menjelaskan jenis-jenis kegiatan ilmiah berdasarkan karakteristiknya;
2.    menjelaskan teknik mempresentasikan karya ilmiah;
3.    menjelaskan cara menyiapkan bahan presentasi;
4.    mendeskripsikan kiat-kiat mempresentasikan karya ilmiah;
5.    melaksanakan presentasi karya ilmiah.






















B.   PENDAHULUAN
Sebagai tenaga profesional, guru memiki fungsi, peran, dan kedudukan dalam menciptakan manusia Indonesia cerdas yang kompeten dan kompetitif. Untuk mewujudkan itu, salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah mampu menulis karya lmiah dan mempresentasikannya. Hand out ini menyajikan materi pelatihan tentang teknik presentasi karya tulis imiah bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD. 
            Adapun materi yang terdapat di dalam hand out ini dipetakan sebagai berikut.

C.   MATERI PELATIHAN
1.     Jenis-jenis Kegiatan Ilmiah
Kegiatan ilmiah bertujuan menyelesaikan masalah dengan pendekatan berpikir ilmiah. Kegiatan ini dapat berwujud penelitian, konferensi, diskusi panel, dan simposium. Sebagai salah satu bentuk publikasi ilmiah dari kegiatan tersebut, dilakukan presentasi. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan kegiatan ilmiah perlu didukung oleh kemampuan presentasi yang mamadai. 
Presentasi merupakan kegiatan yang kerap dilakukan sebagai bagian dari pelaporan hasil penelitian. Presentasi diartikan komunikasi langsung antara pembicara/presenter dengan sekelompok pendengar/audiensi dalam situasi teknis, saintifik, atau profesional untuk satu tujuan tertentu dengan menggunakan teknik sajian dan media yang terencana. Mempresentasikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) mengandung makna “menyajikan” atau “mengemukakan”.
Komponen dasar presentasi terbagi menjadi tiga, yaitu pembicara, moderator, dan audiensi. Pada presentasi hasil penelitian, peneliti berperan sebagai pembicara. Sementara itu, moderator (jika ada) dapat berperan untuk mengatur jalan presentasi yang terjadi terutama jika audiensi yang hadir cukup banyak. Audiensi berperan untuk mendengarkan, memberikan masukan, sanggahan, atau kritik terhadap isi penelitian yang dipaparkan.
2.     Teknik Presentasi
Jenis presentasi terbagi menjadi empat, yang dapat dijabarkan sebagai berikut (Tarigan, 2008).
a.     Presentasi Teks (Reading Presentation)
Bentuk pembicaraan dengan sepenuhnya menggunakan teks (membaca kata demi kata yang tertuang di dalam kertas pembicaraan). Kelebihan jenis presentasi ini adalah (1) penyampaian dilakukan secara berurut/sistematis, (2) kata yang keluar diungkapkan secara baik dan benar, dan (3) tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya. Adapun kelemahan presentasi jenis ini, antara lain (1) pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya, (2) pendengar tidak termotivasi untuk mendengarkan, (3) penyampaian informasi tidak menarik, (4) pembicara terlalu sibuk membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak mata dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap pendengar.
b.     Presentasi Hafalan (Memorized Presentation)
Presentasi dengan hafalan merupakan gaya pembicaraan dengan isi bahan sajian ditulis lalu dihafalkan. Contohnya, laporan hasil studi singkat dan hasil kunjungan atau observasi. Berbeda dengan jenis manuscript dan memorized yang tidak menggunakan naskah dalam penyampaiannya. Pembicara hanya melakukan persiapan dengan menghafal dari teks mengenai informasi yang akan disampaikan. Kelebihan dan kelemahan jenis presentasi ini hampir sama dengan manuscript. Selain itu, jenis presentasi ini sangat buruk untuk dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata dari naskah maka presentasi yang dilakukan akan terjadi kegagalan.
c.     Presentasi Spontan (Impromptu Presentation)
Pembicaraan spontan disebut juga dengan pembicaraan langsung/informal tanpa persiapan yang matang di pihak pembicara. Jenis presentasi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, yaitu (1) informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan pembicara yang sesungguhnya, (2) kata atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas, dan (3) membuat pembicara terus berpikir selama menyampaikan informasi. Adapun kelemahan jenis presentasi ini, yaitu (1) informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena membutuhkan waktu untuk berpikir dan mengolah kata, (2) tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya, karena informasi disampaikan secara mendadak, (3) kadang-kadang terjadi demam panggung, karena belum ada persiapan mengenai apa yang harus disampaikan.
d.     Presentasi dengan Kartu (Note Cards Presentation)
Pembicaraan dengan kartu berisi uraian sesuai dengan nalar pendengar, tetapi inti sajian tetap disesuaikan dengan tujuan pembicaraan. Teknik pembicaraan bebas, natural, dan sesuai dengan tingkat respons audiensi. Dengan kemajuan teknologi informasi, model ini dilakukan dengan ‘kartu elektrik’ dalam bentuk power point, jadi tidak perlu lagi memegangi kartu.
Kelebihan dari jenis ini adalah (1) pembicara dapat menyampaikan informasi secara jelas, karena ada persiapan sebelumnya, (2) pembicara dapat menyampaikan secara sistematis/berurutan, (3) pembicara dalam menyampaikannya menarik perhatian pendengar, karena tidak berpedoman pada naskah ataupun hafalan, tetapi tidak melenceng dari garis besar materi, (4) lebih leluasa dalam penyampaiannya, (5) pembicara dapat melakukan kontak mata dengan pendengar, sehingga akan terlihat apakah pesan yang disampaikan menarik atau tidak. Kelemahannya adalah (1) perlu memiliki wawasan yang cukup mengenai tema yang akan dibicarakan, (2) membutuhkan waktu yang lama dalam persiapan presentasi, (3) bagi pemula, sulit untuk dilakukan karena membutuhkan keahlian dan pengalaman yang cukup.
3.     Tahapan Presentasi
Ada beberapa tahapan yang harus dipersiapkan saat akan melakukan presentasi. Tahapan tersebut meliputi: (1) tahapan persiapan presentasi, dan (2) tahap pelaksanaan presentasi.
a.     Tahapan Persiapan Presentasi
Tahapan persiapan presentasi berkaitan dengan hal-hal yang harus dipersiapkan pada prapenyusunan bahan presentasi dan penyusunan bahan presentasi. Tahap prapenyusunan bahan presentasi berkaitan dengan faktor-faktor yang harus diperhatikan sebelum bahan presentasi itu disusun. Berikut ini adalah rincian setiap tahapan tersebut.
1)     Tahapan Pra-Penyusunan Bahan Presentasi
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, di antaranya: (1) menganalisis momentum dan acara, (2) mengenali audiensi, (3) menentukan sasaran dan tujuan spesifik apa yang ingin dicapai, (4) mempelajari lokasi, (5) menyiapkan alat bantu presentasi.
a)    Menganalisis Momentum dan Acara
Agar presentasi berjalan dengan efektif, pembicara perlu mengetahui kapan dan dalam acara apa ia akan presentasi. Untuk memudahkan pembicara dalam menganalisis momentum dan acara dapat dipandu dengan beberapa pertanyaan berikut ini.
(1)  Mengapa saya diminta bicara?
Sebelum melakukan presentasi, pembicara harus mengetahui  sebab mengapa ia harus presentasi. Presentasi ilmiah biasanya dilakukan untuk mempertanggungjawabkan hasil kegiatan ilmiah  yang telah dilakukan atau untuk memaparkan hal-hal yang berkenaan dengan kelimuan atau akademik.  Oleh karena itu, pembicara harus mengetahui apa tujuan ia melakukan presentasi agar ia dapat menyesuaikan dengan format presentasi.
(2)  Apakah yang diharapkan oleh pengundang dan audiensi?
Presentasi yang baik adalah presentasi yang sesuai dengan kebutuhan pengundang dan audiensi. Harus ada relevansi antara apa yang dipresentasikan oleh pembicara dengan apa yang diinginkan oleh pengundang dan audiensi. Oleh karena itu, sebelum membuat bahan presentasi, pembicara harus terlebih dahulu menelaah apa yang diharapkan oleh  pengundang dan audiensi agar apa yang ia sampaikan tidak sia-sia.
(3)    Apakah saya pembicara tunggal atau pembicara panelis?
Sebelum membuat bahan presentasi, pembicara perlu mengetahui secara jelas posisinya, apakah sebagai pembicara tunggal atau bukan. Hal ini terkait dengan kecakupan lingkup kajian yang akan dipaparkan. Bila ia bertindak sebagai sebagai pembicara tunggal, ia akan akan membutuhkan waktu relatif lebih  lama dibandingkan dengan pembicara panelis. Lingkup bahasan pembicara tunggal lebih luas cakupannya dibanding dengan pembiacara panelis. Apabila pembicara bertindak sebagai pembicara panelis, ia harus mengetahui siapa yang bicara sebelum atau sesudahnya, berapa lama waktu yang diberikan kepadanya, dan kapan ia berbicara.
(4)    Organisasi atau instansi apa yang menyelenggarakan kegiatan?
Agar apa yang dipresentasikan relevan, pembicara harus mengetahui organisasi atau instansi apa yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Misalnya, apabila pembicara harus melakukan presentasi di instansi tingkat satuan pendidikan dasar, maka topik dan bahasa yang digunakan harus sesuai dengan audiensi tingkat satuan pendidikan dasar. Selain itu, pembicara juga harus memperhatikan tujuan, visi misi, dan sasaran dari organisasi atau instansi yang mengundang.
(5)    Pakaian apakah yang sesuai?
Kesuksesan presentasi tidak hanya diukur dari isi dan cara penyampaian, tetapi tata busana juga sangat mempengaruhi kesuksesan presentasi. Oleh karena itu, sebelum melakukan presentasi, pembicara harus mampu memilah jenis pakaian yang akan digunakan yang sesuai dengan jenis kegiatannya. Untuk presentasi yang sifatnya ilmiah, pembicara sebaiknya menggunakan pakaian formal, santun, warna tak mencolok, dan tidak terlalu banyak menggunakan asesoris.
(6)    Apakah ada moderator?
Biasanya, presentasi ilmiah dipandu oleh seorang moderator. Bila ada moderator, pembicara harus mengikuti panduan dari moderator, kapan moderator memberi kesempatan ia berbicara, mengakhiri presentasi, dan menjawab pertanyaan dari para audiensi. Bila tidak ada moderator, pembicara harus menyiapkan diri menjadi pembicara sekaligus pemandu acara, terutama pada sesi tanya jawab.

b)     Mengenali Audiensi
Audiensi adalah penonton, pengunjung atau pendengar dalam suatu ceramah atau pertunjukan (KBBI, 2008:101). Jadi audiensi yang dimaksudkan adalah pendengar yang akan mendengarkan atau menyimak apa yang akan disampaikan oleh seseorang dalam salah satu kegiatan seperti presentasi.  Sebelum melakukan presentasi, sebaiknya penyaji harus mengetahui beberapa hal mengenai audiensi, antara lain siapa yang akan menjadi audiensi, jumlah audiensi, jenis kelamin, dan tingkat pendidikannya. Hal tersebut perlu dilakukan agar topik yang akan dibicarakan dapat dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan audiensinya.  Mengenali audiensi secara jelas akan lebih memberikan kemudahan dan kekuatan bagi seseorang untuk mempersiapkan dan mengembangkan materi secara maksimal. Contohnya, penyaji harus mengetahui benar apakah audiensinya berasal dari kalangan guru, mahasiswa, pelajar, atau mayarakat umum.
Selain itu penyaji mengetahui  apakah kehadiran audiensi memang ingin mendapatkan informasi sesuai dengan materi yang dibutuhkannya, atau sebaliknya kehadirannya hanya untuk memenuhi undangan atau tugas dari lembaga tempat audiensi bekerja. Jika hal tersebut terjadi, tentu dapat dipilih  strategi yang lebih tepat sehingga audiensi yang berbeda tujuan pada akhirnya akan mendapatkan informasi yang diinginkan dengan baik. Contohnya jika audiensi yang hadir guru-guru SD yang ingin mengetahui tentang kurikulum 2013, maka penyaji harus dapat menjelaskan kurikulum 2013 dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD.
Di samping itu, perlu juga dipikirkan kemungkinan para audiensi memiliki pemikiran-pemikiran yang lebih baik dan luas mengenai materi yang disajikan. Hal tersebut dapat digunakan oleh penyaji sebagai masukan untuk menghasilkan materi yang lebih baik. Untuk meyakinkan penyaji bahwa apa yang disampaikan itu dapat diserap dan disukai oleh audiensi dapat dilihat dari tanya jawab yang terjadi dalam presentasi tersebut.    
c)        Menentukan Sasaran dan Tujuan Spesifik Apa yang ingin dicapai dalam presentasi tersebut secara keseluruhan
Sebelum membuat bahan presentasi, perlu diketahui jenis presentasi yang akan dikemukakan:  informatif, persuasif, mengundang aksi, tindakan konkret, atau menghibur.
d)        Mempelajari Lokasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tempat itu sebelum pertemuan dimulai?; dengan apa saya akan datang ke sana?; Bagaimana pengaturan tempat duduk audiensi?; Apakah akustiknya berfungsi baik?; Apakah saya diharapkan bicara di podium, mimbar, atau meja?; Apakah saya akan duduk di panggung?; Apakah ruangan itu dilengkapi dengan AC?; Apa sajakah alat bantu yang tersedia (pengeras suara, LCD, proyektor)?; Di mana letak stop kontak listrik di ruangan itu? Berapa jauh dari tempat saya duduk atau berdiri?; Apakah layar proyektor  terlihat dari segala sudut?; Bagaimana penerangan di ruangan itu? Memungkinkan audiensi untuk membaca makalah Anda?

e)         Menyiapkan alat bantu presentasi
Hal lain yang perlu dipersiapkan ialah alat bantu yang biasa digunakan. Alat bantu dapat dipilih berdasarkan kebutuhan, misalnya slide power point, charts, video dan film, sampel/contoh, handouts, poster, studi kasus, demonstrasi, ilustrasi/diagram/peta, slides, replika, manual/pamflet/buletin, fotografi, buku teks, cerita, permainan dan simulasi. Alat bantu tentu saja berfungsi sebagai media yang membantu, bagi baik pembicara maupun audiensinya.

2)     Tahapan Penyusunan bahan presentasi
Sebagaimana disebutkan di awal, ada 4 teknik presentasi, yaitu presentasi teks, presentasi hafalan, presentasi spontan, dan presentasi dengan kartu. Di antara keempat teknik tersebut, yang paling banyak digunakan adalah teknik presentasi kartu. Dengan kemajuan teknologi informasi, model ini dilakukan dengan ‘kartu elektrik’ dalam bentuk power point, jadi tidak perlu memegangi kartu secara manual. Berikut ini paparan tentang pembuatan tayangan presentasi dengan menggunakan alat bantu visual power point.    
Slide power point hanya alat bantu, bukan materi presentasi, tetapi hanya berisi poin-poin penting, misalnya kata kunci, istilah kunci, atau sistematika materi yang akan dipresentasikan. Aturan terpenting dalam penggunaan slide power point adalah jangam membacakan slide kepada audiensi. Yang diperlukan oleh audiensi adalah penjelasan atau keterangan detail dari penyaji.
Dalam membuat tayangan slide, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a)    Pemilihan template/background harus kontras dengan warna huruf agar mudah dilihat dan dibaca.
b)    Penggunaan huruf dalam tayangan haruslah memperhatikan konsistensi, kesederhanaan, dan kejelasan besar huruf yang dipakai. Disarankan menggunakan besar huruf minimal 18 poin. Selain itu, hindari pengggunaan huruf kapital pada semua huruf dan penggunaan huruf yang rumit atau sulit dibaca. Disarankan, jumlah kata dalam satu tayangan tidak lebih dari 25 kata.
c)    Penggunaan bullet dalam tayangan haruslah konsisten dan tidak lebih dari 6 bullet dalam satu tayangan. Warna yang dipilih hendaklah kontras, misalnya terang di atas gelap atau gelap di atas terang. Visualisasi pada tayangan sangatlah penting mengingat “a picture  is worth a thousand words”.
d)    Jangan terlalu banyak slide, idealnya antara 8-10 slide dan jangan pula terlalu sedikit, misalnya hanya 2-3 slide. Untuk karya tulis ilmiah, banyaknya slide disesuaikan dengan struktur teksnya. Misalnya, struktur artikel ilmiah hasil penelitian, terdiri atas: judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat dan tujuan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan simpulan. Oleh karena itu, jumlah slide berkisar 8-10. Slide pertama berisi judul, slide kedua berisi latar belakang masalah, slide ketiga berisi rumusan masalah, slide keempat berisi manfaat dan tujuan, slide kelima berisi landasan teori, slide keenam berisi metode penelitian, silde ketujuh berisi hasil penelitian,  slide kedelapan berisi simpulan.
Berikut ini adalah contoh membuat bahan presentasi dari artikel ilmiah hasil penelitian untuk alokasi waktu selama lebih kurang 10-15 menit.
a)            Identifikasi secara jelas apa saja yang harus muncul dalam tayangan  serta berapa banyak jumlah tayangan yang diperlukan untuk setiap bagian/isi tayangan. Identifikasi itu dapat dilakukan sesuai dengan contoh di bawah ini.
Bagan di atas menunjukkan contoh pembagian alokasi waktu presentasi yang harus dipatuhi oleh penyaji. Dengan identifikasi ini, penyaji mampu memperkirakan durasi pemaparan penjelasan setiap poin.
b)          Sebagai identitas tulisan, slide pertama harus memuat judul, nama penyaji, dan jika perlu, dilengkapi dengan instansi dan logonya. Perhatikan contoh di bawah ini.
Slide pertama berisi informasi tentang judul penelitian, nama penelitian, dan instansi. Pada bagian ini pembicara memperkenalkan diri serta menyampaikan judul penelitiannya. Alokasi waktu untuk bagian ini tidak lebih dari 1 menit.
c)        Baca latar belakang secara teliti lalu tentukan mana yang menjadi pokok permasalahan. Pokok permasalahan dapat berupa kesenjangan antara harapan dan kenyataan, atau fenomena unik dari objek yang akan diteliti. Perhatikan contoh tayangan di bawah ini!
Slide di atas mengkontraskan antara keadaan ideal yang diharapkan dengan fakta yang terjadi. Ketidaksinkronan antara harapan dan kenyataan tersebutlah yang mendasari pentingnya penelitian tersebut dilakukan.
d)        Selanjutnya, kesenjangan antara harapan dan kenyataan tersebut dibuat dalam rumusan masalah. Perhatikan contoh di bawah ini!

Slide ini berisi rumusan masalah penelitian. Pembicara cukup membacakan kalimat rumusan masalah tanpa perlu menyebutkan alasan karena alasan perumusan masalah telah dibahas pada tayangan latar belakang.
e)          Agar dapat dipahami oleh audiensi secara jelas, tayangan perlu dilengkapi dengan tujuan dan manfaat dari objek yang dikaji. Tujuan dan manfaat penelitian disampaikan secara singkat. Walaupun pada artikel bagian manfaat dan tujuan mungkin cukup panjang penjabarannya, dalam tayangan power point hendaknya disingkat sehingga dengan mudah dipahami audiensi. Perhatikan contoh di bawah ini.








f)             Isi slide berikutnya adalah landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penelitian. Pada bagian ini, cukup menyebut kata kunci utama saja. Jabaran panjang lebar seperti definisi, jenis, bentuk, dan lainnya dapat dipaparkan secara lisan dengan mempertimbagkan alokasi waktu. Perhatikan contoh di bawah ini.

g)            Selanjutnya adalah slide tentang metode penilitian. Bagian ini hanya berisi kata kunci, seperti jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, objek penelitian, prosedur penelitian, serta teknik analisis data. Penjelasan detail tentang kata kunci ini tidak perlu dimasukan ke dalam slide, tetapi cukup disampaikan saat presentasi. Perhatikan contoh di bawah ini.

h)          Setelah memaparkan teori dan metode yang digunakan, slide berikutnya berisi tentang hasil penelitian. Hasil penelitian disampaikan dalam bentuk yang sederhana dan hanya memuat informasi utama yang didapat dari penelitian tersebut. Informasi lain dapat disampaikan pada tayangan berikut atau disampaikan secara lisan oleh penyaji.
i)              Slide berikutnya adalah simpulan yang disajikan seringkas mungkin. Jabaran penjelasannya  disampaikan  saat presentasi. Perhatikan contoh di bawah ini.
 
j)                Penyaji dapat menambahkan tayangan dengan slide penutup. Untuk memberi kesan mendalam pada audiensi, pilih kata-kata dan gambar penutup yang menarik. Perhatikan contoh berikut ini.

Catatan: Bila tidak tersedia media bantu (komputer/laptop, LCD), prosedur  pembuatan power point ini dapat dilakukan pada media kartu. Materi presentasi yang akan disajikan dibuat ke dalam poin-poin penting lalu dituliskan di dalam kartu bantu. Poin-poin penting di dalam kartu berfungsi sama dengan slide yang ada di dalam power point.
3)            Tahap Latihan dan Evaluasi
Agar presentasi berhasil, perlu dilakukan latihan dan evaluasi, di antaranya:  latihan presentasi dengan atau tanpa audiensi, latihan di depan kaca, mengevaluasi hasil latihan, memperbaiki teknik presentai sampai yakin akan sukses; mengevaluasi waktu yang digunakan untuk presentasi; memprediksi pertanyaan yang mungkin akan muncul  dan menyiapkan jawabannya.
                                                                                                             
b.     Tahapan Pelaksanaan Presentasi
Setelah melakukan tahapan persiapan, tahapan berikutnya adalah pelaksanaan presentasi. Tahap pelaksanaan berkaitan dengan kiat-kiat dalam mempresentasikan karya ilmiah.  Agar pelaksanaan presentasi berjalan dengan efektif, pembicara harus mengetahui struktur presentasi, kriteria keberhasilan presentasi, dan faktor penunjang keefektifan presentasi.

1)    Struktur Presentasi
Secara sederhana, Tarigan (2008: 33) memetakan pelaksanaan presentasi atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan simpulan. Setiap bagian  diuraikan berikut ini.
a)     Pendahuluan
Pada tahap ini pembicara memulai presentasi dengan menyuguhkan salam atau kalimat pembuka yang menarik perhatian audiensi. Misalnya, membuat pertanyaan yang menimbulkan rasa ingin tahu audiensi yang relevan dengan judul karya ilmiah. Pembicara harus mampu membuat audiensi tertarik dan termotivasi untuk mendengarkan. Manfaatkan waktu dimenit pertama untuk merebut atensi audiensi karena ini akan menjadi momentum penting dari keseluruhan presentasi yang akan Anda sampaikan.
b)     Isi
Bagian ini menjelaskan topik yang hendak dibahas. Pada tahap ini, pembicara harus menyajikan topik pembicaraan secara mendetail, tetapi efisien. Artinya, pembicara harus mampu memilih mana informasi yang harus disampaikan dan mana yang tidak. Jangan sampai terjebak untuk membahas semua hal secara panjang lebar. Audiensi tidak mungkin mampu menyerap informasi yang sangat banyak dalam satu kali pertemuan. Selain masalah keterbatasan penerimaan audiensi, masalah waktu juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, hal-hal yang disampaikan antara lain adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, landasan teori, metode penelitian dan hasil penelitian. Semuanya harus disampaikan secara  efektif dan efisien sesuai dengan alokasi waktu 7-12 menit.
c)  Simpulan
Simpulan sebaiknya tidak lebih dari satu atau dua kalimat. Simpulan hendaknya merangkumkan butir-butir penting dari pembicaraan yang disampaikan. Beberapa kata terakhir hendaklah dipilih yang tepat dan baik, yang diucapkan dengan penuh semangat dan penekanan. Jika ada saran boleh juga disampaikan. Alokasi waktu presentasi untuk tahap ini kurang lebih 2 menit.

2)     Kriteria Keberhasilan Presentasi
Keberhasilan presentasi dapat ditandai dengan hal-hal berikut.
a)    Menarik perhatian audiensi
Presentasi akan sangat baik apabila sebagai seorang pembicara dapat menarik perhatian audiensi. Audiensi akan terfokus jika tema/topik presentasi menarik, tayangan yang ditampilkan jelas terlihat dan menarik mata audiensi. Selain itu, pembicara harus mempunyai penampilan yang sesuai dengan situasi ketika melakukan presentasi dan melakukan variasi-variasi tampilan.  
b)   Isi presentasi disajikan secara sistematis
Isi presentasi sebaiknya sesuai dengan sistematika, misalnya judul penelitian dan nama pembicara, latar belakang rumusan masalah, tujuan dan manfaat, kerangka teori, metode penelitian, pembahasan, simpulan, dan saran.

c)    Perhatikan faktor-faktor kebahasaan
Faktor kebahasaan terdiri dari ketepatan ucapan (lafal), penempatan intonasi dan tempo, pilihan kata (diksi), ketepatan struktur kalimat.
d)   Penjelasan sesuai dengan tingkat nalar audiensi
Penjelasan pembicara dalam presentasi diharapkan menggunakan bahasa yang mempunyai tingkat kesulitan yang sesuai dengan audiensi. Hal ini sangat penting karena walaupun tema yang disampaikan mudah tetapi dengan menggunakan bahasa yang terlalu sulit akan menjadi kendala. Pembicara jangan terlalu menggunakan bahasa yang bersifat khusus tetapi bahasa yang bersifat umum. Contoh kata impromptu dalam jenis presentasi sebaiknya ketika berbicara kepada audiensi yang tidak banyak berkecimpung dalam bidang bahasa dan komunikasi diganti dengan kata serta merta atau tanpa persiapan
e)    Berikan contoh dan argumen yang kuat
Pembicara juga harus mempersiapkan contoh atau argumen ketika berbicara di depan audiensi. Seperti ketika menjelaskan bagian pembahasan dalam penelitian sebaiknya disertai dengan mengutarakan contoh pekerjaan siswa atau mengutarakan rata-rata nilai siswa, hasil wawancara dengan siswa atau guru lain, atau dengan menyajikan tabel hasil analisis data.
f)   Tentukan tindak lanjut
Setelah melakukan presentasi, pembicara hendaknya mengutarakan tindak lanjut apa yang sebaiknya dilakukan oleh audiensi. Hal ini dapat dihubungkan dengan saran atau implikasi yang ada pada hasil penelitian.


















LEMBAR KERJA
TEKNIK PRESENTASI KARYA ILMIAH

Tujuan:  Setelah mempelajari materi teknik presentasi karya iIlmiah, para peserta diharapkan mampu menyelesaikan lembar kerja berikut ini.

Langkah Kerja: 
1.    cermati hand-out  konsep materi teknik presentasi karya ilmiah;
2.    diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban hasil diskusi pada kolom yang tersedia;
3.    presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu  jawaban pertanyaan  hasil diskusi. 

No
Pertanyaan
Jawaban
1
Mengapa teknik presentasi karya ilmiah diperlukan?

2
Apa yang harus diperhatikan dalam menyusun bahan presentasi?

3
Jelaskan pendapat Anda bagaimana agar pelaksanaan presentasi dapat dilakukan dengan efektif!

4
Faktor penunjang apa sajakah yang harus diperhatikan agar presentasi menjadi lebih efektif?

5
Buatlah bahan presentasi sesuai dengan langkah-langkah presentasi!






LEMBAR KERJA
TEKNIK PRESENTASI KARYA ILMIAH

Tujuan:  Setelah mempelajari materi teknik presentasi karya ilmiah, para peserta diharapkan mampu menyelesaikan lembar kerja berikut ini.

Langkah Kerja: 
1.       cermati hand-out  konsep materi teknik presentasi karya ilmiah;
2.    presentasikan bahan presentasi yang dibuat berdasarkan teknik presentasi yang tepat.

No
Pertanyaan
Jawaban
1
Apakah penyajian presentasi sudah menggunakan struktur yang tepat?

2
Apakah penyajian presentasi menarik perhatian audiensi?

3
Apakah penyajian presentasi disajikan secara sistematis?

4
Apakah penyajian presentasi  sesuai dengan tingkat nalar audiensi?

5
Apakah penyajian presentasi sudah memberikan contoh dan argumen yang kuat?

6
Apakah penyajian presentasi sudah menentukan tindak lanjut karya ilmiah?

7
Apakah penyajian presentasi sudah menggunakan faktor kebahasaan dengan tepat?

8
Apakah penyajian presentasi sudah menggunakan faktor nonkebahasaan secara tepat?



Daftar Pustaka
Harefa, Andrias. 1999. Seri Keterampilan Praktis: Presentasi Efektif. Yogyakarta: Andy Press.
         



McRae Brad dan Davids Brooks. 2007. The Seven Strategis of Master Presents. Terjemahan. Jakarta: Karisma Publishing Group

Rahmat, Jalaludin. 1986. Psikologi Komunikasi.  Bandung: Remaja Karya.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berahasa. Bandung: Angkasa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar