Kamis, 23 April 2015

SKP



HANDOUT
ANALISIS DATA SEDERHANA DAN INTERPRETASINYA
KODE: E
Waktu : Teori 3; Praktikum 4
Disusun oleh:
Bambang Avip Priatna Martadiputra
Wahyudi

Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan peserta:
1.      Memahami dan dapat melakukan analisis data statistik penelitian dengan menggunakan software MS-Excel dan SPSS serta mampu menginterpretasikan hasilnya.
2.      Mengerti, memahami, dan dapat melakukan analisis data dalam kegiatan uji coba instrumen penelitian, seperti: uji validitas, uji reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda.
3.      Melakukan analisis data statistik deskriptif seperti menentukan rata-rata, median, modus, standar deviasi serta menginterpretasikannya.
4.      Melakukan analisis data statistik deskriptif (menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram), seperti: Tabel distribusi frekuensi; Box plot, Stem & Leaf, crosstab serta mampu menginterpretasinya.
5.      Mengerti, memahami, dan dapat melakukan analisis data statistik inferensial berupa pengujian hipotesis berkaitan dengan uji perbedaan satu sampel secara parametrik maupun nonparametric serta dapat menginterpretasikan hasilnya.
6.      Mengerti, memahami, dan dapat melakukan analisis data statistik inferensial berupa pengujian hipotesis berkaitan dengan uji perbedaan dua sampel secara parametrik maupun nonparametric serta dapat menginterpretasikan hasilnya.
7.      Mengerti, memahami, dan dapat melakukan analisis data statistik inferensial berupa pengujian hipotesis berkaitan dengan uji perbedaan dua sampel secara parametrik maupun nonparametric serta dapat menginterpretasikan hasilnya.
8.      Mengerti, memahami, dan dapat melakukan analisis data statistik inferensial berupa pengujian hipotesis berkaitan dengan uji keberartian koefisien korelasi serta dapat menginterpretasikan hasilnya.

Materi:
1.      Pendahuluan
2.      Uji coba instrumen penelitian (validitas, reliabilitas, daya pembeda, indeks kesukaran)
3.      Statistika deskriptif:
a.       Menentukan rata-rata, median, modus, standar deviasi
b.      Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram
4.      Statistika Inferensial:
a.       Uji perbedaan
b.      Uji hubungan/asosiasi.

A.    Pendahuluan
Salah satu faktor yang dapat menentukan kualitas sebuah hasil penelitian adalah kemampuan peneliti dalam melakukan analisis data statistik dan interpretasi hasil pengolahan data. Pada saat ini telah tersedia banyak software yang dapat digunakan dalam analisis data statistik, seperti MS-Excel, SPSS, Minitab, Statistica, SAS, Lisrel, dll. Pada kegiatan ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan MS-Excel dan SPSS berdasarkan pertimbangan bahwa program MS-Excel hampir pasti sudah terinstall dalam computer atau laptop peserta. Sedangkan program SPSS dipilih karena mudah diperoleh di pasaran, praktis dalam penggunaan, dan output lebih menarik daripada software statistik lainnya.
B.     Instumen Penelitian
Secara garis besar, instrumen penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) tes; dan (2) non tes. Ditinjau dari proses pemeriksaannya, suatu tes dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) Tes tipe subjektif; dan (2) Tes tipe objektif. Data hasil tes biasanya dikatagorikan sebagai data yang berbentuk interval/rasio. Ada 3 (tiga) tipe tes subjektif, yaitu: 1) Tes lisan; 2) Tes uraian; dan 3) Tes perbuatan/keterampilan. Sedangkan tes tipe objektif, terdiri dari: 1) Benar-Salah (True-False); 2) Pilihan berganda (Multiple choice): Pilihan ganda biasa, Hubungan antar hal (sebab-akibat), Pilihan ganda kompleks, Menjodohkan.
Teknik non-tes digunakan untuk memperoleh data tentang aspek afektif atau psikomotorik dari subjek yang diteliti. Instrumen penelitian bentuk non tes dapat berupa: 1)  Wawancara (interview), dilakukan dengan cara melakukan tanyajawab langsung antara pewawancara dengan orang yang diwawancara tentang segala sesuatu yang ingin diketahui oleh pewawancara; 2) Obsevasi/pengamatan (observation), dilakukan dengan cara orang melakukan pengamatan langsung (dengan atau tanpa bantuan alat) ke lapangan tentang segala sesuatu yang ingin diketahui tentang objek yang diteliti; 3) Angket (questionnaire), adalah daftar pertanyaan/pernyataan yang harus dijawab atau diisi oleh responden. Berdasarkan kebebasan responden dalam menjawab setiap pertanyaan, angket dibagi menjadi dua, yaitu: a. angket terbuka, b. Angket tertutup:
1) Skala Likert, untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu yang ingin diketahui. Dalam angket skala Likert biasanya disediakan lima alternatif jawaban, misalnya: SS, S, N, TS, dan STS. Agar peneliti dapat dengan mudah mengetahui apakah seorang responden menjawab dengan sungguh-sungguh atau asal-asalan, sebaiknya angket disusun berdasarkan pernyataan positif dan pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif, penskoran jawaban biasanya sebagai berikut: SS = 5; S = 4; N = 3, TS = 2, dan STS = 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif sebaliknya.
Contoh:
No.
Pernyataan
Jawaban
1.
Kemampuan mengajar guru sudah sesuai dengan harapan dan keinginan saya
SS
S
N
TS
STS
2.
Guru terlambat datang untuk mengajar di kelas
SS
S
K
J
TP
SS = Sangat Setuju; S = Setuju; N = Netral; TS = Tidak Setuju; STS = Sangat Tidak Setuju
SS = Sangat Sering; S = Sering; K = Kadang-Kadang; J = Jarang; TP = Tidak Pernah

2)      Skala Guttman, untuk mengukur secara tegas dan konsisten tentang sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu yang ingin diketahui. Dalam skala Guttman hanya disediakan dua alternatif jawaban (dikotomi), misalnya: Ya - tidak; setuju - tidak setuju; pernah - tidak pernah. Sehingga jika datanya dikuantitatifkan, nilainya hanya 0 atau 1 saja, atau hanya 1 atau 2 saja. Data yang diperoleh dari angket skala Guttman dapat dikategorikan skala nominal atau ordinal.


Contoh:
No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apakah tempat tinggal anda jauh dari kampus
Ya
Tidak
2.
Bila ada seorang mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 10 menit, maka dosen harus melarang mahasiswa tersebut untuk mengikuti perkuliahan
Setuju
Tidak setuju

3)      Rating Scale atau skala penilaian, responden memberikan penilaian terhadap pernyataan yang diberikan dengan cara memilih skor yang telah disediakan sehingga hasil dari jawaban responden akan berbentuk data kuantitatif (berupa angka) yang selanjutnya akan diubah menjadi data kualitatif oleh peneliti.
Contoh:
Sebelum mengikuti Diklat
Pengetahuan dan wawasan tentang
Setelah Mengikuti Diklat
0
1
2
3
Metode Pembelajaran
0
1
2
3
0
1
2
3
Cara pembuatan soal tes
0
1
2
3
0
1
2
3
Cara penilaian tes
0
1
2
3
0
1
2
3
Cara mengolah data hasil tes
0
1
2
3

4)      Semantic Diferential atau skala perbedaan semantic digunakan untuk mengukur sikap yang tidak berbentuk pilihan ganda maupun checklist, akan tetapi disusun suatu garis kontinum yang jawabannya sangat positif terletak pada bagian paling kanan dari garis sedangkan jawaban negatif terletak pada bagian paling kiri dari garis atau sebaliknya. Responden dapat memberi jawaban pada rentang yang positif sampai dengan negatif.
Contoh:
No.
Penilaian tentang gaya kepemimpinan guru
1.
Otoriter
5
4
3
2
1
Tidak otoriter
3.
Demokratis
5
4
3
2
1
Tidak demokratis
3.
Permisif
5
4
3
2
1
Tidak permisif

C.    Uji Coba Instrumen Penelitian
Suatu instrumen penelitian disusun berdasarkan dimensi dan indikator dari variable yang akan diteliti. Jika indikator dari variable yang diteliti ada 10 maka banyaknya butir soal tes atau butir pertanyaan/pernyataan angket paling sedikit 10 butir. Artinya dalam uji coba boleh saja dibuat lebih banyak misalnya dua kali lipat dari banyaknya indikator yang ada.
Uji coba instrumen penelitian dilakukan sebelum penelitian dilakukan, tujuannya untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen berbentuk tes. Sedangkan untuk instrumen non tes, seperti angket uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas angket.
C.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian
Validitas suatu tes menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari suatu alat ukur. Validitas teoritik suatu tes dapat dikelompokkan menjadi:
1. Validitas teoritik,  yaitu  validitas  yang didasarkan pada pertimbangan para ahli. Validitas teoritik terdiri dari:
(1)    Validitas isi (validitas kurikuler), yaitu ketepatan suatu tes ditinjau dari segi materi yang diujikan.
(2)    Validitas muka (validitas bentuk soal), yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain.
2. Validitas kriterium, yaitu validitas yang ditinjau berdasarkan hubungannya dengan kategori tertentu. Tinggi-rendahnya koefisien validitas tes hasil ditentukan berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi. Validitas kriterium terdiri dari:
(1)   Validitas banding (validitas bersama atau validitas yang ada sekarang), yaitu validitas tes yang diperoleh dengan cara menghitung koefisien korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan nilai-nilai hasil tes terstandar. Jika tes terstandar belum tersedia, maka kita dapat menggunakan nilai rata-rata ulangan harian sebagai hasil dari tes terstandar.
(2)   Validitas ramal, yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu tes untuk dapat meramalkan keadaan yang akan datang berdasarkan kondisi yang ada sekarang. Suatu tes seleksi masuk siswa baru haruslah memiliki tingkat validitas ramal yang tinggi.
Untuk menentukan tingkat validitas kriterium suatu tes dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan nilai-nilai hasil tes yang telah ada dan sudah diketahui atau diasumsikan memiliki validitas tes yang memadai.
Beberapa rumsu yang dapat digunakan untuk mencari koefisien validitas suatu tes, yaitu:
(1)   Korelasi produk momen menggunakan angka kasar (korelasi produk momen Pearson)
                                     … (1)
dengan
rxy adalah koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
xi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable X
yi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable Y
n adalah banyak data
Catatan:
1.      Korelasi produk momen Pearson digunakan untuk menghitung koefisien korelasi data skala interval atau rasio (data hasil tes atau pengukuran)
2.      Uji validitas butir soal tes uraian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi produk momen Pearson.

(2)   Korelasi Rank Spearman
                                                             … (2)
dengan
rxy  adalah koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
n    adalah banyak pasangan data
di   adalah selisih rangking antara Xi dengan Yi
Catatan:
1.      Digunakan untuk menghitung koefisien korelasi untuk data skala ordinal.
2.      Uji validitas butir soal tes pilihan ganda atau butir pernyataan angket dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi rank Spearman (tersedia dalam SPSS).

Kategori koefisien validitas berdasarkan Guilford (1956, h.145) adalah sebagai berikut:
0,80 < rxy £ 1,00    validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 < rxy £ 0,80    validitas tinggi (baik)
0,40 < rxy £ 0,60    validitas sedang (cukup)
0,20 < rxy £ 0,40    validitas rendah (kurang)
0,00 < rxy £ 0,20    validitas sangat rendah (jelek)
           rxy £ 0,00    tidak valid


Catatan:
1.      Pada umumnya validitas kriterium suatu instrument penelitian hanyalah dilakukan pengkategorian butir-butir soal tes atau pernyataan angket. Bila hal ini yang dilakukan maka sebutannya bukan uji validitas akan tetapi pengkategorian validitas.
2.      Dalam statsitika yang namanya pengujian adalah pengujian hipotesis. Artinya harus ada:
a.    Hipotesis uji
H0 : ρxy ≤ 0 (butir soal/pernyataan tidak valid)
H1 : ρxy > 0 (butir soal/pernyataan valid)
b.   Taraf signifikansi α = peluang melakukan kesalahan tipe I, yaitu menolah H0 padahal H0 benar. Dalam penelitian social, biasanya diambil 0,01 ≤ α ≤ 0,05. Sehingga tingkat kepercayaan terhadap hasil penelitian (1-α)100% berkisar antara 95% sampai dengan 99%.
Semakin kecil nilai α semakin baik, akan tetapi konsekuensinya ukuran sampel penelitian semakin besar. Artinya ukuran sampel minimal dalam sebuah penelitian ditentukan oleh besarnya α yang dipilih dan statistik uji yang akan digunakan dalam memecahkan masalah penelitian.
c.    Statistik uji (rumus statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis). Sebagai contoh bila koefisien validitas dihitung dengan menggunakan rumus korelasi produk moemn dari Pearson, maka statistik ujinya digunakan rumus:
                                                               … (3)
dengan r = koefisien validitas
d.      Kriteria pengujian:
Secara manual:
Tolak Ho (valid), jika nilai  >
Terima Ho (valid), jika nilai  ≤
Dengan
derajat kebebasan (db/df) = n-2
n adalah banyaknya subjek uji coba.
e.       Sebagai bahan latihan buka file dengan nama Data latihan feb 2015.

Langkah-langkah uji validitas butir pernyataan angket dengan menggunakan rumus korelasi produk momen Pearson.
(1)         Aktifkan program MS Excel.
(2)         Buka file dengan nama file latihan 1
(3)         Pada sel U7 hitung jumlah skor untuk seluruh jawaban responden dengan menggunakan rumus: =SUM(E7:T7)
(4)         Copy isi sel U7 dan tempelkan (paste) pada sel U8 sampai dengan U35
(5)         Pada sel E36 isi dengan koefisien validitas yang dihitung dengan menggunakan rumus
=PEARSON(E7:E35,$U$7:$U$35)
(6)         Pada sel E37 isi dengan nilai r tabel Pearson yang diperoleh dari Tabel r Pearson (lihat lampiran 1 untuk probabilitas 1 ekor dengan nilai dk = n – 2 = 30 – 2 = 28, sehingga diperoleh nilai rtabel pearson = 0,311
(7)         Pada sel E38 isi dengan kriteria pengujian, yaitu: valid jika nilai koefisien validitas (rhitung) > rtabel pearson dengan cara mengetik rumus =PEARSON(E7:E35,$U$7:$U$35)
(8)         Pada sel E39 isi dengan kategori validitas yang merujuk pada teori Guilford dengan cara mengetik rumus:
=IF(E36<0.2,"Sgt rdh",IF(E36<=0.4,"Rendah",IF(E36<=0.6,"Sedang",IF(E36<=0.8, "Tinggi", "Sgt tgi"))))
(9)         Copy sel E36 sampai dengan E39 kemudian tempelkan pada sel F36 sampai dengan T39.
(10)     Diperoleh hasil uji validitas tahap 1 bahwa dari 16 pernyataan angket ternyata ada dua butir pernyataan yaitu nomor 6 dan 9 yang tidak valid, sehingga harus dilakukan uji validitas tahap 2.
(11)     Uji validitas tahap 2 dimulai dengan menghitung skor total 2 = skor total tahap 1 dikurangi dengan skor nomor 6 dan 9. Hasil perhitungan disimpan pada sel V7 (rumus =U7-J7-M7)
(12)     Lakukan uji validitas seperti langkah 4 sampai dengan 8 akan tetapi menggunakan skor total 2.
(13)     Dari hasil uji validitas tahap 2 ternyata dari 14 butir pernyataan angket yang sudah valid pada uji validitas tahap 1 muncul dua pernyataan yang semula valid menjadi tidak valid, yaitu pernyataan nomor 8 dan 13, sehingga harus dilakukan uji validitas tahap 3.
(14)     Uji validitas tahap 3 dimulai dengan menghitung skor total 3 = skor total tahap 2 dikurangi dengan skor nomor 8 dan 13. Hasil perhitungan disimpan pada sel W7 (rumus =V7-L7-Q7)
(15)     Lakukan uji validitas seperti langkah 4 sampai dengan 8 akan tetapi menggunakan skor total 3.
(16)     Dari hasil uji validitas tahap 3 ternyata seluruh butir pernyataan yang diuji sebanyak 14 butir sudah valid semua.
(17)     Pengujian selesai.
(18)     Pengolahan data selanjutnya hanya akan berdasarkan data / respon responden terhadap 14 pernyataan angket, yaitu nomor 1-5, 7, 9-12, 14-16.


Hasil uji validitas butir pernyataan angket menggunakan MS-Excel
Tahap I
Nomor Pernyataan
Koef validitas
r tabel
Kriteria
Kategori
1
0.5457
0.311
Valid
cukup
2
0.4408
0.311
Valid
cukup
3
0.5652
0.311
Valid
cukup
4
0.3782
0.311
Valid
kurang
5
0.4610
0.311
Valid
cukup
6
0.1993
0.311
Tidak valid
jelek
7
0.4252
0.311
Valid
cukup
8
0.3261
0.311
Valid
kurang
9
0.1792
0.311
Tidak valid
jelek
10
0.6112
0.311
Valid
baik
11
0.6083
0.311
Valid
baik
12
0.4252
0.311
Valid
cukup
13
0.3450
0.311
Valid
kurang
14
0.6395
0.311
Valid
baik
15
0.3838
0.311
Valid
kurang
16
0.3684
0.311
Valid
kurang

Langkah-langkah uji validitas menggunakan SPSS
Analyze—Corellate---Bivariate---Masukan variable pytn1 sd. Pytn 16 dan Total1 ke dalam kotak variable---contreng (√) Pearson dan Spearman --- Continue --- OK
 
Hasil pengolahan data
Tabel 1
Koefisien Validitas Butir Penyataan Angket
Menggunakan Rumus Produk Momen Pearson
Uji Validitas Butir Pernyataan
Total 1
Keputusan
Pernyataan 1
Pearson Correlation
.546**

Sig. (2-tailed)
.002
Valid
N
29

Pernyataan 2
Pearson Correlation
.441*

Sig. (2-tailed)
.017
Valid
N
29

Pernyataan 3
Pearson Correlation
.565**

Sig. (2-tailed)
.001
Valid
N
29

Pernyataan 4
Pearson Correlation
.378*

Sig. (2-tailed)
.043
Valid
N
29

Pernyataan 5
Pearson Correlation
.461*

Sig. (2-tailed)
.012
Valid
N
29

Pernyataan 6
Pearson Correlation
.199

Sig. (2-tailed)
.300
Tdk vld
N
29

Pernyataan 7
Pearson Correlation
.425*

Sig. (2-tailed)
.021
Valid
N
29

Pernyataan 8
Pearson Correlation
.326

Sig. (2-tailed)
.084
Valid
N
29

Pernyataan 9
Pearson Correlation
.179

Sig. (2-tailed)
.352
Tdk vld
N
29

Pernyataan 10
Pearson Correlation
.611**

Sig. (2-tailed)
.000
Valid
N
29

Pernyataan 11
Pearson Correlation
.608**

Sig. (2-tailed)
.000
Valid
N
29

Pernyataan 12
Pearson Correlation
.425*

Sig. (2-tailed)
.021
Valid
N
29

Pernyataan 13
Pearson Correlation
.345

Sig. (2-tailed)
.067
Valid
N
29

Pernyataan 14
Pearson Correlation
.640**

Sig. (2-tailed)
.000
Valid
N
29

Pernyataan 15
Pearson Correlation
.384*

Sig. (2-tailed)
.040
Valid
N
29

Pernyataan 16
Pearson Correlation
.368*

Sig. (2-tailed)
.049
Valid
N
29

Interpretasi:
Dari hasil uji validitas butir pernyataan angket dengan menggunakan rumus Produk Momen Pearson diketahui bahwa dari 16 butir pernyataan ternyata ada 2 butir yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 6 dan nomor 9. Jadi dari hasil uji validitas butir pernyataan angket diketahui bahwa ada 14 butir pernyataan yang valid pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebeasan 29-2 = 27.
Idealnya dilakukan uji validitas tahap 2, yaitu menguji kembali 14 butir pernyataan yang sudah valid pada tahap 1 dengan cara mengkorelasikan setiap butir pernyataan dengan skor total 2 yaitu jumlah semua skor 14 butir pernyataan yang valid. Pengujian baru dihentikan setelah semua butir pernyataan valid.
Tabel 2
Koefisien Validitas Butir Penyataan Angket
Menggunakan Rumus Spearman
Uji Validitas Butir Pernyataan
Total 1
Keputusan
Spearman's rho
Pernyataan 1
Correlation Coefficient
.590**

Sig. (2-tailed)
.001
Valid
N
29

Pernyataan 2
Correlation Coefficient
.474**

Sig. (2-tailed)
.009
Valid
N
29

Pernyataan 3
Correlation Coefficient
.526**

Sig. (2-tailed)
.003
Valid
N
29

Pernyataan 4
Correlation Coefficient
.277

Sig. (2-tailed)
.146
Tdk vld
N
29

Pernyataan 5
Correlation Coefficient
.426*

Sig. (2-tailed)
.021
Valid
N
29

Pernyataan 6
Correlation Coefficient
.155

Sig. (2-tailed)
.422
Tdk vld
N
29

Pernyataan 7
Correlation Coefficient
.474**

Sig. (2-tailed)
.009
Valid
N
29

Pernyataan 8
Correlation Coefficient
.238

Sig. (2-tailed)
.214
Tdk vld
N
29

Pernyataan 9
Correlation Coefficient
.043

Sig. (2-tailed)
.827
Tdk vld
N
29

Pernyataan 10
Correlation Coefficient
.667**

Sig. (2-tailed)
.000
Valid
N
29

Pernyataan 11
Correlation Coefficient
.605**

Sig. (2-tailed)
.001
Valid
N
29

Pernyataan 12
Correlation Coefficient
.474**

Sig. (2-tailed)
.009
Valid
N
29

Pernyataan 13
Correlation Coefficient
.232

Sig. (2-tailed)
.226
Tdk vld
N
29

Pernyataan 14
Correlation Coefficient
.740**

Sig. (2-tailed)
.000
Valid
N
29

Pernyataan 15
Correlation Coefficient
.434*

Sig. (2-tailed)
.019
Valid
N
29

Pernyataan 16
Correlation Coefficient
.507**

Sig. (2-tailed)
.005
Valid
N
29


Interpretasi:
Dari hasil uji validitas butir pernyataan angket dengan menggunakan rumus Spearman diketahui bahwa dari 16 butir pernyataan ternyata ada 5 butir yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 3, 6, 8, 9, dan 13. Jadi dari hasil uji validitas butir pernyataan angket diketahui bahwa ada 11 butir pernyataan yang valid pada taraf signifikansi α = 0,05.
Idealnya dilakukan uji validitas tahap 2, yaitu menguji kembali 11 butir pernyataan yang sudah valid pada tahap 1 dengan cara mengkorelasikan setiap butir pernyataan dengan skor total 2 yaitu jumlah semua skor 11butir pernyataan yang valid. Pengujian baru dihentikan setelah semua butir pernyataan valid.
Uji tahap 2 dan tahap 3 digunakan untuk latihan.

C.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilaitas adalah tingkat ketetapan suatu instrumen mengukur apa yang harus diukur. Ada tiga cara pelaksanaan untuk menguji reliabilitas suatu tes, yaitu: (1) tes tunggal (single test), (2) tes ulang (test retest), dan (3) tes ekuivalen (alternate test).

C.2.1 Reliabilitas Tes Tunggal (Internal Consistency Reliability)
            Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap sekelompok subjek dalam satu kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu kelompok data. Ada dua teknik untuk perhitungan reliabilitas tes, yaitu:
(1)   Teknik Belah Dua (Split-Half Technique)
Dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relatif sama (banyaknya soal sama), sehingga masing-masing testi mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal / soal nomor ganjil) dan skor belahan kedua (akhir / soal nomor genap). Koefisien reliabilitas belahan tes dinotasikan dengan  dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (2) yaitu korelasi angka kasar Pearson. Selanjutnya koefisien reliabilitas keseluruhan tes dihitung  menggunakan formula Spearman-Brown, yaitu:
                                                                   ... (4)
Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut:
0,80 < r11 £ 1,00        reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 £ 0,80        reliabilitas tinggi
0,40 < r11 £ 0,60        reliabilitas sedang
0,20 < r11 £ 0,40        reliabilitas rendah
     -1,00 £ r11 £ 0,20        reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)
Langkah-langkah uji reliabilitas dengan teknik belah dua:
(1)        Gunakan data uji validitas
(2)        Isi sel x6 dengan Awal
(3)        Isis el y6 dengan Akhir
(4)        Isi sel x7 dengan skor nomor 1-8
(5)        Isi sel y7 dengan skor nomor 9-6
(6)        Copy isi sel x7 dan y7 kemudian tempelkan (paste) pada sel x8 sampai dengan y35.
(7)        Pada sel x37 hitung koefisien reliabilitas belahan angket dengan menggunakan rumus produk momen Pearson, yaitu =PEARSON(X7:X35,Y7:Y35)
(8)        Pada sel y27 hitung koefisien reliabilitas total angket dengan rumus Spearman-Brown, yaitu: =2*X37/(1+X37)
(9)        Isi sel x38 dengan nilai r tabel Pearson, yaitu 0,306
(10)    Pada sel y38 gunakan rumus =2*X38/(1+X38)
(11)    Pada sel x39 gunakan rumus =IF(X37>X38,"Reliabel","Tdk rlbl")
(12)    Pada sel y39 gunakan rumus =IF(Y37>Y38,"Reliabel","Tdk rlbl")
(13)    Pada sel x40 gunakan rumus
=IF(X37<0.2,"Sgt rdh",IF(X37<=0.4,"Rendah",IF(X37<=0.6,"Sedang",IF(X37<=0.8,"Tinggi","Sgt tgi"))))
(14)    Pada sel y40 gunakan rumus
=IF(Y37<0.2,"Sgt rdh",IF(Y37<=0.4,"Rendah",IF(Y37<=0.6,"Sedang",IF(Y37<=0.8,"Tinggi","Sgt tgi"))))

(2)   Teknik Non Belah Dua (Non Split-Half Technique).
Salah satu kelemahan perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan teknik belah dua adalah (1) banyaknya butir soal harus genap, dan (2) dapat dilakukan dengan cara yang berbeda sehingga menghasilkan nilai yang berbeda pula.Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik non belah dua. Untuk perhitungan koefisien reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:
                                                                                                              …(5)
dengan:
r11 adalah koefisien reliabilitas
n   adalah banyaknya butir soal.
 adalah varians skor soal ke-i.
 adalah varians skor total.
Catatan:
1.      Rumus Cronbach Alpha tidak tersedia pada MS-Excel jadi harus dihitung manual.
2.      Rumus Cronbach Alpha tersedia dalam SPSS.
Langkah-langkah:
A.    Penamaan variable
B.     Entri Data
C.     Pengolahan Data
 
D.     Hasil Pengolahan Data
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.691
.725
16
Interpretasi:
Dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sama dengan 0,691, sedangkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha on Standardized Items diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sama dengan 0,725.
Catatan:
·         Uji validitas dan reliabilitas di atas termasuk teknik kuantitatif.
·         Uji validitas dan reliabilitas instrumen juga dapat dilakukan secara kualitatif yaitu dengan melakukan Triangulasi, kemudian dilanjutkan dengan pengelompokkan dan diakhiri dengan penyusunan proposisi.

Tugas/Lembar Kerja
1.     Gunakan data latihan 1 untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas butir pernyataan angket padatahap 1 dan tahap 2 dengan menggunakan software MS-Excel.
2.     Gunakan data latihan 1 untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas butir pernyataan angket padatahap 1 dan tahap 2 dengan menggunakan software SPSS.

D. Statistika Deskriptif
Pada bagian ini akan diuraikan bagaimana cara menentukan besaran-besaran statistik seperti rata-rata, median, modus, simpangan baku. Selanjutnya akan dibahas juga bagaimana cara membuat diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, histogram, box plot, stem and leaf menggunakan MS-Excel dan SPSS.
D.1 Rumus-rumus statistik yang tersedia dalam MS-Excel
Rumus-rumus yang tersedia dalam MS-Excel disajikan dalam Tabel 3 pada halaman selanjutnya.

Tabel 3
Rumus-Rumus Statistik yang Tersedia dalam MS-Excel
No.
Rumus dalam MS-Excel
Arti
1.
=average(b5:b30)
Rata-rata hitung data pada sel b5 sd. B10
2.
=max(c3:d90)
Nilai maksimum dari data yang ada pada sel c3 sd d90
3.
=min(f5:k7)
Nilai minimum dari datayang ada pada sel f5 sd k7
4.
=median(b2:b10)
Median data yang ada pada sel b2 sd. b10
5.
=mode(z10:z30)
Modus data yang ada pada sel z10 sd. z30
6.
=stdev(p3:q8)
Standar deviasi/simpangan baku dari data yang ada pada sel p3 sampai dengan q8
7.
=var(t2:t67)
Varians data yang ada pada sel t2 sd t67
8.
=count(d3:z10)
Banyak data yang ada pada sel d3 sd z10
9.
=countif(a2:a20,”A”)
Menghitung banyaknya huruf A pada sel A2 sd A20
10.
=pearson(a2:a90,b2:b90)
Koefisien korelasi antara dara yang ada pada sel a2 sd a90 dengan data yang ada pada sel b2 sd. b90

Semua rumus statistik yang ada dalam program MS-Excel dapat diketahui dengan mengklik icin fx


D.2 Rumus-rumus statistik yang tersedia dalam SPSS
Klik Analyze --- Descriptive Statistics --- pilih yang diinginkan
Cara penyajian data yang tersedia dalam software MS-Excel.
1.      Blok data yang ingin disajikan dalam bentuk diagram.
2.      Klik Insert
3.      Pilih diagram yang diinginkan lalu tekan enter.
4.      Sempurnakan diagram yang diinginkan dengan cara memilih salah satu diagram yang tersedia dalam Chart Layout.
Macam-macam diagram yang tersedia dalam MS-Excel
 
Cara penyajian data yang tersedia dalam software SPSS.
Klik Graph --- Legacy dialog --- pilih diagram yang diinginkan kemudian klik kiri --- tentukan variable yang akan disajikan ---- continue --- OK.
Nama diagram yang tersedia dalam SPSS
E.     Statistika Inferensial
Adalah ilmu yang mempelajari tentang bagimana rancangan pengujian hipotesis, yaitu:
(1)     Merumuskan hipotesis penelitian menjadi hipotesis statistik, sehingga muncul hipotesis nol H0 dan hipotesis alternatif H1.
(2)     Menguji asumsi-asumsi yang disyaratkan sebelum menggunakan suatu rumus statistic uji.
(3)     Menghitung nilai statistik uji.
(4)     Mencari nilai statistik tabel
(5)     Membandingkan nilai statistik uji dengan statistik tabel atau membandingkan nilai sig. (p-value) dengan taraf sognifikansi α yang diambil untuk menguji apakah hipotesis nol H0 diterima atau ditolak pada taraf signifikansi α tertentu.
(6)     Pengambilan kesimpulan.

Catatan:
1)      Rancangan pengujian hipotesis antar penelitian yang satu dengan yang lain mungkin berbeda, tergantung dari hipotesis yang sudah dirumuskan. Teknik analisis data yang digunakan dapat berupa kaidah statistik parametrik jika semua data penelitian berdistribusi normal, atau menggunakan kaidah statistik nonparametrik, jika ada paling sedikit satu dari data untuk variabel tertentu tidak berdistribusi normal.
2)      Teknik analisis data untuk:
Uji asumsi:
1.      Uji normalitas, dilakukan untuk pengolahan data selanjutnya apakah menggunakan kaidah statistik parametrik atau statistik nonparametrik. Dalam program SPSS ada dua buah teknik pengujian normalitas, yaitu:  uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk.
Hipotesis:
H0 : Data berdistribusi normal.
H1 : Data berdistribusi tidak normal.
Kriteria uji:
Tolak H0 jika nilai Sig. (p-value) < α (biasanya α = 0,05), untuk kondisi lainnya H0 diterima.
Langkah-langkah SPSS:

2.      Uji homogenitas varians, dilakukan untuk pengolahan data selanjutnya apakah menggunakan uji t atau uji t’; apakah menggunakan ANOVA atau tidak.
Dalam program SPSS, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Livene.
Hipotesis:
H0 : Kedua data bervariansi homogen.
H1 : Kedua data bervariansi tidak homogen.
Kriteria uji:
Tolak H0 jika nilai Sig. (p-value) < α (biasanya α = 0,05), untuk kondisi lainnya H0 diterima.
E.1 Teknik-teknik Analisis Data (Tambahan)
1)      Satu variabel
a.     Data Nominal:
1)      Binomial
2)      Chi Kuadrat satu sampel
b.     Data Ordinal:
1)      Run Test
c.      Data Interval dan Rasio:
1) t-test (Statistik parametrik, perlu asumsi data berdistribusi normal)
2)      Komparatif Dua Variable Berhubungan (Related)
a.      Data Nominal:
1)      Mc. Nemer
b.      Data Ordinal:
1)      Sign Test
2)      Wilcoxon Matched Pairs
c.       Data Interval dan Rasio:
1)      t-test of Related
3)      Komparatif Dua Variable Independent
a.      Data Nominal:
1)      Fisher Exact Probability
2)      Chi Kuadrat dua sampel
b.      Data Ordinal:
1)      Median Test
2)      Mann-Whitney U Test
3)      Kolmogorov Smirnov
4)      Wald-Woldfowitz
c.       Data Interval dan Rasio:
1)  t-test independent
4)      Komparatif Lebih dari Dua Variable Berhubungan (Related)
a.      Data Nominal:
1)  Cochran Q
b.      Data Ordinal:
1)      Friedman Two-Way Anova
c.       Data Interval dan Rasio:
1)      One-Way Anova
2)      Two-Way Anova
5)      Komparatif Lebih dari Dua Variable Independent
a.      Data Nominal:
1)      Chi kuadrat untuk k sampel
b.      Data Ordinal:
1)      Median Extentsion
2)      Kruskal-Wallis One Way Anova
c.       Data Interval dan Rasio:
1)      One-Way Anova
2)      Two-Way Anova
6)      Asosiatif (Hubungan)
a.      Data Nominal:
1)      Contingency Coefficient C
2)      Phi
3)      Cramer’s V
4)      Uncentainty coefficient
5)      Eta (Nominal-interval/rasio)
b.      Data Ordinal:
1)      Spearman Rank Correlation
2)      Kendall Tau b
3)      Kendall Tau c
4)      Gamma
5)      Somers’ d
c.       Data Interval dan Rasio:
1)      Korelasi Product Moment Pearson
2)      Korelasi Parsial
3)      Korelasi Ganda
4)      Regresi Sederhana
5)      Regresi Ganda

7)      Lebih dari dua variabel
(1)   Analisis Multivariat Metode Dependensi, untuk menjelaskan atau meramalkan nilai variable tak bebas (Y) berdasarkan lebih dari satu variable bebas (X).
Berdasarkan banyaknya variable tak bebas, analisis multivariate metode dependensi dapat dikelompokkan menjadi
a.      Satu variable takbebas:
1)      ANOVA (Analysis of varians)
2)      ANCOVA (Analysis of covariance)
3)       Regresi Berganda
4)      Analisis Diskriminan
5)      Analisis Konjoin
6)      Analisis Jalur
b.      Lebih dari satu variable tak bebas:
1)      MANOVA (Multy analysis of variance)
2)      MANCOVA (Multy analysis of covariance)
3)      Korelasi Kanonikal.
(2)   Analisis Multivariat Metode Interdependensi, untuk pengelompokkan atau mereduksi variable yang banyak sekali menjadi variable baru yang lebih sedikit tetapi tidak mengurangi informasi yang terkandung di dalam variable asli.
Berdasarkan fokusnya, analisis multivariate metode interdependensi dikelompokkan menjadi:
a.        Fokus pada variable: Analisis Faktor
b.        Fokus pada objek: 1) Analisis Klaster; 2) Penskalaan Multidimensi

F.     Pengolahan Data Menggunakan SPSS
1)        Langkah-langkah Mengaktifkan Program SPSS
(1)      Nyalakan komputer, tunggu sampai desktop Windows aktif
(2)      Klik Guest (satu kali), untuk komputer yang lain langkah ini bisa dilewat.
(3)      Klik Program
(4)      Pilih SPSS  for Windows
(5)      Klik Type in data
(6)      OK

Muncul SPSS Data Editor yang mempunyai dua bagian utama, yaitu: Kolom dengan ciri : var yang akan diisi oleh Nama Variabel  yang diinginkan, dan Baris dengan ciri angka 1, 2, 3, dan seterusnya.

2)        Langkah-langkah Mendefinisikan Variabel pada Program SPSS
(1)      Klik Variable View yang terletak pada bagian bawah SPSS Data Editor, sehingga muncul layar Untitled – SPSS Data Editor yang terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
(2)      Kolom, terdiri dari Name, Type, Width, Decimals, Label, Values, Missing, Column, Align, dan Measure
(3)      Baris, terdiri dari  angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Mendefinisikan Variable yang ingin dianalisis
(1)      Tempatkan pointer pada baris ke-1
(2)      Pada Name (nama variable yang diinginkan), ketik nama variable yang diinginkan
(3)      Pada Type (tipe/jenis data), klik dua kali sehingga muncul Variable Type, pilih Numeric kemudian klik OK
(4)      Pada Width (lebar karakter (1 sd. 255 digit) yang diinginkan ), untuk keseragaman biarkan angka 8 yang merupakan default SPSS
(5)      Pada Decimals (banyak angka desimal yang diinginkan) ketik 2 berati angka desimal maksimum 2 digit
(6)      Pada Label (keterangan nama variabel) ketik nama variable yang ingin dicetak
(7)      Pada Values (nilai untuk data kategori), karena data yang akan diinput berupa data kuantitatif dan tanpa kategori, maka pada sel Values kosongkan saja
(8)      Pada Missing (data yang hilang), karena tidak ada data yang hilang maka pada sel Missing kosongkan saja
(9)      Pada Column (lebar kolom 1 sd. 255) biarkan isian sesuai dengan default SPSS yaitu 20
(10)  Pada Align (posisi data: Left (kiri) – Center (tengah) – Right (kanan)), pilih sesuai dengan keinginan
(11)  Pada Measure (skala pengukuran data: Scale (interval atau rasio), Ordinal, Nominal), pilih Scale.
3)        Langkah-langkah Mengisi Data pada Program SPSS
(1)      Klik Data View pada bagian kiri bawah SPSS Data Editor
(2)      Tempatkan pointer pada baris ke-1 kolom yang sesuai dengan nama variable yang akan dientri datanya.  Ketik data pertama yang ingin dimasukan  lalu Enter sehingga pointer akan terletak pada baris ke-2 kolom yang sama, kemudian ketik data kedua lalu enter. Demikian seterusnya sampai semua data (n buah) masuk ke SPSS Data Editor.
(3)      Entri data dapat juga dilakukan dengan cara copy-paste data yang berasal dari MS-Excel atau MS-Word
4)        Langkah-langkah Menyimpan Data pada Program SPSS
(1)   Pilih menu File,
(2)   Pilih submenu Save As …
(3)   Beri nama file – untuk keseragaman tulis Latihan1, dan tempatkan pada directory yang dikehendaki.
Catatan :
Untuk tipe data dipakai ekstensi (tipe) file SPSS adalah sav, sehingga data tersebut akan tersimpan pada directory yang dikehendaki dengan nama latihan1.sav.
           
5)      Langkah-langkah Pengolahan Data Statistik Deskriptif Menggunakan SPSS
(1)         Buka file Latihan1.sav (jika belum aktif)
(2)         Pilih menu Statistics (SPSS sebelum versi 9.01) / Analyze (SPSS )
(3)         Pilih Frequencies… muncul kotak dialog Frequencies
(4)         Sorot variabel nama-nama variable yang ingin dianalisis
(5)         klik í sehingga nama-nama variable yang ingin dianalisis  ada dalam kotak Variabel(s):
(6)         Klik Statistics … muncul kembali kotak dialog Frequences: Statistics
(7)         pilih berbagai ukuran statistik yang diinginkan untuk nilai-nilai persentil; untuk Central Tendency (ukuran pemusatan); Dispersion (penyebaran); Distribution (bentuk distribusi data); serta Value are group midpoints.
(8)         klik Continue, muncul kembali kotak dialog Frequencies
(9)         klik Charts… muncul kotak dialog Frequences: Charts
(10)     pilih tipe chart yang anda inginkan
(11)     klik Continue, muncul kembali kotak dialog Frequencies
(12)     klik Format…  pilih susunan format data yang anda inginkan
(13)     klik Continue, muncul kembali kotak dialog Frequencies
(14)     klik OK.

6)      Memindahkan Data dan Hasil  Pengolahan  Data Menggunakan Program SPSS  ke Program MS-Word
(1)         Klik menu Programs
(2)         Pilih MS-Word, sehingga muncul work sheet MS-Word
(3)         Klik Output SPSS Navigator yang terletak pada baris paling bawah pada Windows
(4)         Sorot semua objek yang ada pada Output SPSS Navigator yang akan dipindahkan ke MS-Word
(5)         Pilih Copy Object
(6)         Klik Document 1 (MS-Word) yang terletak pada baris paling bawah pada Windows
(7)         Pada MS-Word pilih menu Edit kemudian Paste. Semua objek yang disorot (diblok) pada Output SPSS Navigator akan ada pada work sheet MS-Word
(8)         Simpan hasil pengolahan data tersebut pada program MS-Word dengan langkah sebagai berikut : pilih menu File, kemudian Save As …, tulis nama file yang diinginkan, misalnya hasil1 yang disimpan pada directory yang diinginkan. Data akan tersimpan dengan nama file hasil1.doc. 

7)        Menentukan Interval Konfidensi 95 % untuk Rata-Rata, Membuat Boxplot, Membuat Diagram Batang dan Daun, dan Uji Normalitas

Pada bagian ini akan diuraikan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menentukan interval konfidensi 95 % untuk rata-rata, membuat boxplot, membuat diagram batang dan daun (stem-and-leaf) dan menguji apakah data berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Uji normalitas yang tersedia pada SPSS  ada dua, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov atau uji Shapiro-Wilk. Di samping itu juga uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Chi Kuadrat akan tetapi diperlukan langkah-langkah khusus. Oleh karena itu pada kesempatan ini uji normalitas dengan menggunakan uji chi kuadrat tidak akan dibahas.
Langkah-langkah Pengolahan Data Menggunakan SPSS
(1)      Buka file Latihan1.sav (jika belum terbuka)
(2)      Pilih menu Analyze
(3)      Pilih Descriptive Statistics
(4)      Pilih Explore… muncul kotak dialog Explore:
(5)      Sorot nama-nama variable yang ingin dianalisis
(6)      Klik í sehingga nama-nama variable yang ingin dianalisis ada dalam kotak Dependent List
(7)      Klik Statistics … muncul kotak dialog Explore: Statistics
(8)      Kik Descriptive (untuk mengetahui statistik deskriptif)
(9)      pada Confidence Interval for Mean diisi 95 % (default SPSS)
(10)  Klik M-estimator (untuk mencari estimator-estimator untuk rata-rata)
(11)  Klik Continue, muncul kembali kotak dialog Explore:
(12)  Klik Plots … muncul kotak dialog Explore: Plots
(13)  Pada Boxplot, pilih Factor level together
(14)  Pada Descriptives pilih Stem-and-leaf
(15)  Plik Normality plots with test (untuk pengujian normalitas)
(16)  Klik Continue, muncul kotak dialog Explore:
(17)  Klik Options... muncul kotak dialog Explore: Options
(18)  Pada Missing Value: pilih Exclude cases analysis by analysis
(19)  Klik Continue, muncul kotak dialog Explore 
(20)  Klik OK.

8)        Uji-t Sampel Tunggal
Uji-t sampel tunggal dilakukan untuk pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata sampel sama dengan (lebih besar atau sama dengan, lebih kecil atau sama dengan) nilai tertentu. Sebelum uji-t dilakukan, terlebih dahulu harus diuji apakah data berdistribusi normal ? Jika diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal maka uji-t tidak dapat dilakukan, sehingga dalam pengujian hipotesis anda harus menggunakan kaidah-kaidah statistika nonparametrik, misalnya dengan uji tanda atau uji median.
Langkah-langkah Pengolahan Data Menggunakan SPSS
(1)      Pilih menu Analyze
(2)      Pilih Compare Mean
(3)      Pilih One-Sample T Test …
(4)      Muncul kotak dialog One-Sample T Test
(5)      Sorot variabel 
(6)      klik í sehingga variabel preex ada dalam kotak Test Variable(s):
(7)      isi Test Value dengan nilai yang sesuai dengan nilai yang akan diuji 
(8)      klik Options …
(9)      muncul kotak dialog One-Sample T Test: Options:
(10)  pada Confidence Interval isi dengan 95 %
(11)  pada Missing Value pilih Exclude cases analysis by analysis
(12)  klik Continue
(13)  muncul kotak dialog One-Sample T Test
(14)  klik OK.
Catatan:
·      Pengujian hipotesis yang tersedia dalam SPSS biasanya dilakukan dalam uji dua pihak (dalam hipotesis mengandung kata “tidak sama dengan” dalam outputnya akan muncul nilai signifikansinya (p-value): Sig. (2-tailed).
·      Rumusan hipotesis nol H0 biasanya memuat tanda “ = (sama dengan) atau “ ≤ “ (lebih kecil atau sama dengan) atau “ ≥” (lebih besar atau sama dengan).
·      Jika kita melakukan pengujian hipotesis satu pihak (dalam hipotesis mengandung kata “lebih kecil / lebih rendah” atau “lebih besar / lebih tinggi” dalam menentuka nilai signifikansinya (p-value) digunakan rumus:
 (Uyanto, S.U, 2009: 129).
9)        Uji Dua Sampel Independen
            Uji-t dua sampel independen dilakukan untuk pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara rata-rata dua kelompok sampel yang independen (yang saling bebas). Sebelum uji-t dilakukan, terlebih dahulu harus diuji:
1.    Apakah data kedua kelompok sampel yang akan diperbandingkan berdistribusi normal?
2.    Apakah variansi data kedua kelompok sampel homogen?
3.    Jika diketahui bahwa salah satu atau kedua data kelompok sampel tidak berdistribusi normal maka uji-t tidak dapat dilakukan, sehingga dalam pengujian hipotesis anda harus menggunakan kaidah-kaidah statistika nonparametrik.
4.    Sedangkan jika kedua kelompok sampel yang akan diperbandingkan berdistribusi normal maka uji-t layak untuk digunakan.
5.    Jika diketahui bahwa kedua kelompok data yang akan dibandingkan bervariansi homogen maka digunakan uji-t dengan asumsi .
6.    Jika diketahui bahwa kedua kelompok data yang akan dibandingkan bervariansi tidak homogen maka digunakan uji-t dengan asumsi .

Langkah-langkah Pengolahan Data Menggunakan SPSS

(1)      Buka file contoh1.sav
(2)      Pilih menu Analyze
(3)      Pilih Nonparametric test
(4)      Pilih 2 Independent-Samples
(5)      Sorot nama variable yang akan dianalisis kemudian Klik í sehingga nama variable yang akan dianalisis ada dalam kotak Test Variable List
(6)      Sorot variable nama variable yang menentukan pengelompokkan kemudian klik í sehingga nama variable yang menentukan pengelompokkan ada dalam Group Variable;
(7)      Klik Define Groups …muncul kotak dialog Define Group:
(8)      Pada Use Specified Value  isi Group 1 dengan 1 (kelas kontro) dan isi Group 2 dengan  2 (kelas eksperimen)
(9)      Klik Continue muncul kembali kotak dialog Two Independent Sample-Test:
(10)  Klik Options…muncul kotak dialog Independent-Sample Test: Options
(11)  Contreng pada Descriptive dan Quatiles
(12)  Klik Continue - muncul kembali kotak dialog Two Independent Sample-Test:
(13)  Klik OK.

10)    ANOVA (Analysis of Varians) Satu Jalur
Dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan untuk lebih dari dua sampe independen. Sebelum melakukan pengujian dengan ANOVA perlu diselidiki terlebih dahulu apakah asumsi: populasi berdistribusi normal, variansi dari populasi homogen, dan sample independen.    
Langkah-langkah Pengolahan Data One-Way ANOVA Menggunakan SPSS
(1)      Buka file latihan1.sav
(2)      Pilih menu Statistics / Analyze
(3)      Pilih Compare Mean
(4)      Pilih One-Way ANOVA …- muncul kotak dialog One-Way ANOVA
(5)      Sorot variabel nama variable yang akan dianalisis – klik í sehingga nama variable yang akan dianalisis ada dalam kotak Dependent List 
(6)      sorot variabel nama variable yang menentukan pengelompokkan – klik í sehingga nama variable yang menentukan pengelompokkan ada dalam kotak Factor
(7)      Klik Post Hoc … muncul kotak dialog One-Way ANOVA: Post Hoc
(8)      Pada Equal Variances Assumed
(9)      Pilih uji yang diinginkan, untuk keseragaman pilih: Scheffe
(10)  Pada Equal Variances Not Assumed pilih: Tamhine
(11)  Pada Signifikance lavel diisi dengan nilai 0,05
(12)  Klik Continue – muncul kotak dialog One-Way ANOVA
(13)  Klik Options … muncul kotak dialog One-Way ANOVA: Options:
(14)  Pada Statistics:
(15)  Pilih Descriptives jika ingin mengetahui statistik deskriptif
(16)  Pilih Homogenneity of varians jika ingin mengetahui hasil uji homogenitas variansi
(17)  Pilih Mean plots jika ingin memplot rata-rata;
(18)  Pada Missing Values:
(19)  pilih Exclude cases analysis by analysis
(20)  klik Continue muncul kembali kotak dialog One-Way ANOVA
(21)  klik OK.
Catatan:
1)        Jika nilai between groups > within groups maka perbedaan disebabkan oleh karena adanya pengelompokkan/perlakuan.
2)        Jika nilai between groups ≤ within groups maka perbedaan bukan disebabkan oleh karena adanya pengelompokkan/perlakuan akan tetapi disebabkan oleh skor/nilai kemampuan berpikir kritis siswa.
3)        Koefisien keragaman = . Ini menunjukkan bahwa galat dalam perlakuan sebesar %.
4)        Jika ketiga data yang akan dibandingkan berdistribusi normal akan tetapi variansinya tidak homogen maka digunakan Robust Tests of Equality of Means dengan menggunakan uji Welch atau uji Brown-Forsythe.

11)    ANOVA Dua Jalur (Two-Way ANOVA)
Digunakan untuk membandingkan rata-rata lebih dari dua sampel yang diklarifikasi berdasarkan dua faktor atau dua klarifikasi.
Langkah-langkah pengolahan data menggunakan SPSS:
(1)          Buka file contoh1.sav
(2)          Pilih menu Analyze
(3)          Pilih General Linear Model (GLM)
(4)          Pilih Univariate, kemudian klik kiri.
(5)          Muncul kotak dialog Univariat
Pada Dependent variable diisi dengan: nama variable dependen yang akan diuji
Pada Fixed factor (s) diisi dengan: nama-nama kelompok (faktor).
(6)          Klik Plot
Pada Horizontal Axes diisi dengan: sekolah
Pada Separate Lines diisi dengan: kelompok
Klik Add sehinga dalam kotak plot akan muncul tulisan: nama faktor 1*nama faktor 2
(7)          Klik Post Hoc
(8)          Muncul kotak dialog Univariate Post Hoc Multiple Comparisons for Observed Mean
Pilih kelompok dan sekolah sehingga masuk dalam kotak dialog Post Hoc Tests for Equal Varians Assumed
(9)          Klik Continue.
(10)      Klik OK.

12)    Sampel Acak Sederhana
Misalkan kita akan mengampil sampel acak berukuran 10.
Langkah-langkah menentukan sampel acak sederhana menggunakan SPSS
(1)          Buka file Latihan1.sav
(2)          Pilih menu Transform
(3)          Pilih Random Number Generator
(4)          Klik kiri, muncul kotak dialog Random Number Generator
(5)          Beri tanda contreng (√) pada Set Active Generator
(6)          Pilih SPSS 12 Compotible
(7)          Klik OK
(8)          Pilih menu Data
(9)          Pilih Random Sample of Cases
(10)      Klik Simple, muncul kotak dialog Sample Size.
(11)      Pilih Exactly.
Isi dengan angka 10 (ukuran sampel yang diinginkan) kotak di depan tulisan cases from the first.
Isi dengan angka sesuai dengan banyaknya siswa pada kotak di belakang tulisan cases from the first.
10    cases from the first 59 cases
(12)      Klik Continue
(13)      Klik OK.

G.    Penutup
            Semoga apa yang telah disajikan dalam tulisan  ini dapat bermanfaat bagi seluruh peserta dan dapat memotivasi guru SD agar mau melakukan penelitian. Terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Wasslm.wr.wb.



Daftar Pustaka
Aczel, A. D. (1999). Complete Business Statistics. Singapore: McGraw-Hill International Editions.
Edwaed, Allen L (1957): Techniques of Attitude Scale Construction, Vakills, Fetter and Simons Private, ltd, Bombay.
Gillford, J.P. Frucher B. (1978) Fundamental Statistics in Psychology and Education, Mc-Graw Hill Kogakusha, Ltd. Tokyo
Kerlinger, F.N. Pedhazur, E. J. (1973) : Multiple Regresion in Behavioral Research, Holt. Rionehart and Winston, Inc., New York
Minium, E. W, at. Al. (1993) : Statistics Reasioning in Psychological and Education, John Willey & Sons. Inc. New York
Morrison, D.F. 1976. Multivariate Statistical Metods. New york: Mcgraw-Hill.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar