Kamis, 23 April 2015

Hakikat dan Jenis KTI






MATERI PEMBINAAN KARIER

HAKIKAT KARYA TULIS ILMIAH DAN JENISNYA



















Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan dasar
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2015



DAFTAR ISI



 
HAKIKAT KARYA TULIS ILMIAH DAN JENISNYA

Dalam mengembangkan Karya Tulis Ilmiah seorang guru harus berpijak kepada beberapa peraturan dan undang-undang yang melandasinya, antara lain  Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru Sekolah Dasar, Permenegpan dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, dan Permendiknas nomor 35 tahun 2010 tentang petunjuk teknis penghitungan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.
Peraturan tersebut berdampak secara langsung pada pengembangan profesi guru dalam hal ini Guru wajib untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Kegiatan tersebut dikenal sebagai kegiatan pengembangan profesi bagi guru yang lebih dikenal sebagai pengembangan keprofesian berkelanjutan disingkat dengan PKB.
PKB merupakan salah satu unsur utama untuk penilaian Angka Kredit Kenaikan Pangkat/Jabatan fungsional guru. Diharapkan melalui PKB akan terwujud guru yang profesional yang bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat tetapi sebaiknya juga memiliki kepribadian yang matang, kuat, dan seimbang. Dengan pengusaan ilmu pengetahuan dan kepribadian yang prima diharapkan guru terampil dalam  membangkitkan minat peserta didik terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penyajian layanan pendidikan yang bermutu.
Berdasarkan Permenegpan & RB no 16 tahun 2009 pasal 11 tentang unsur PKB, dan Buku 4 tentang Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya, unsur kegiatan PKB terdiri dari melaksanakan pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovasi. Materi ini akan membahas tentang hakekat, karakteristik, dan jenis-jenis karya tulis ilmiah.

   1. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi  Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
   2. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.
   3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Setelah mempelajari materi ini, peserta pembinaan karier diharapkan mampu:
1. menjelaskan pentingnya Karya Tulis Ilmiah[1] bagi Guru;
2. menjelaskan ontologi, epistimologi dan aksiologi  karya tulis ilmiah;
3. menjelaskan  hakekat karya tulis ilmiah;
4. menjelaskan  karakteristik karya tulis ilmiah;
5. menjelaskan  jenis-jenis karya tulis ilmiah, dan
6. mengintegrasikan hakekat karya tulis dalam pengembangan profesi sebagai guru.

Karya Tulis Ilmiah biasa disingkat Karya Ilmiah (Scientific Paper) merupakan tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
 Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Karya ilmiah sering juga disebut "tulisan akademis" (academic writing) karena biasa ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi --dosen dan mahasiswa.
          Hakikat Karya Tulis Ilmiah sebagaimana ilmu-ilmu yang lain dapat dikaji dari tataran ontologi, epistomologi, maupun aksiologi. Menurut Suryasumatri[2]2 Ontologi (hakikat apa yang dikaji) Berasal dari bahasa yunani : on/ontos = ada dan logos = ilmu. Jadi ontologi adalah ilmu tentang  apa yang kita ketahui, seberapa jauh apa yang kita ingin tahu. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir. Pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
  Epistemologi (cara mendapatkan pengetahuan yang benar) berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Jadi epistemologi merupakan teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif dan  metode deduktif. Sedangkan aksiologi (nilai kegunaan ilmu),  berasal dari  bahasa Yunani axios yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Menurut Bramel (dalam Ampal, 2009:163) aksiologi terbagi atas 3 bagian yaitu tindakan moral, ekspresi keindahan, dan kehidupan sosio-politik.
   Pemahamanan tentang karya tulis ilmiah berasal dari suatu permasalahan yang muncul dan memerlukan penjelasan dan pemecahan masalah yang dibuat sedemikian rupa sehingga didapatkan penjelasan dengan sistematis dan didukung oleh data-data yang akurat, serta menggunakan tata bahasa yang baku.
Pengertian dari karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah Tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat umum (Buku 4 PKB, 2013:9).
Ciri karya tulis ilmiah antara lain: (a) isi sajiannya berada pada kawasan pengetahuan keihnuan; (b) penulisannya cermat, tepat, benar, menggunakan sistematika yang umum dan jelas; (c) tidak bersifat subyektif, emosional, mengungkapkan terkaan, prasangka, atau memuat pandangan-pandangan tanpa fakta dan rasional yang mantap.
   Tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah menyampaikan gagasan, mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian, dan meningkatkan kemampuan profesional guru. Suatu karya tulis ilmiah juga dapat berfungsi sebagai rujukan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan, mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis,  memperluas wawasan dan memberi kepuasan intelektual, serta memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
        Penyusunan karya tulis ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan membaca dan menulis; sarana berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan, penjelasan, prediksi, dan pengawasan yang disajikan secara sistematis; memperluas wawasan; serta memberi kepuasan intelektual di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
      Salah satu cara yang bisa kita pakai untuk melatih kemampuan mentransfer ilmu adalah dengan menulis. Dalam menulis, kita ingin menyampaikan suatu pesan kepada pembaca untuk memastikan bahwa gagasan itu sampai maka kita perlu menyampaikannya dengan cara yang runtut dan bisa diterima. Di negara lain, menulis sudah menjadi kebiasaan masyarakatnya. Misalnya di Amerika, terutama di kalangan perguruan tinggi, ada dua pameo yang diyakini benar, yaitu publish or perish (publikasikan atau minggirlah) dan All scientist are the same, until one of them writes a book (semua ilmuwan adalah sama, sampai satu di antara mereka menulis buku) (Wishnubroto Widarso, 1997).
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa orang harus menulis:
a. Komunikasi utama untuk menyampaikan ide, pendapat, dan hasil pemikiran.
b. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tdak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer)
c. Tulisan dapat menjadi pelopor suatu pemikiran, keyakinan, ide, cita-cita, bahkan revolusi (Isa Anshary);
     Dengan melihat betapa pentingnya menulis tentunya kita sebagai guru harus terus berupaya untuk membiasakan diri menulis apa yang kita lakukan dan melakukan apa yang kita tulis. Tentunya ada banyak hambatan pada saat kita akan menulis suatu ide. Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya  adalah dengan membaca. Hal ini sejalan dengan pemikiran Pater Bolsius yang mengatakan bahwa, “if you don’t read, you don’t write” (kalau engkau tidak punya kebiasan membaca, engkau tidak bisa menulis). Seperti juga yang diungkapkan Robert Pinckret,  dalam bukunya The Truth About English, “writing is thinking. If you can’t think you can’t write. Learning to think” (menulis adalah berpikir. Kalau Anda tak bisa berpikir, Anda tak bisa menulis. Belajar menulis berarti belajar berpikir).
     Manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan karena mempunyai kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu. Cara berfikir seperti itu disebut dengan penalaran (reasoning). Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri, yaitu logis dan analitis (Suriasumantri, 1996). Berfikir secara logis dan analitis merupakan proses berfikir ilmiah. Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari dua cara penalaran, yaitu:
        a. Deduktif. Penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme, yaitu faham bahwa rasio ataupemikiran adalah sumber kebenaran. Deduksi adalah cara berfikir dengan menarik kesimpulan khusus dari pernyataan-pernyaatan yang besifat umum; atau dari umum ke khusus. Pernyataan umum tersebut merupakan alasan atau premis yang dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan khusus. Alasan atau premis tersebut merupakan ilmu atau teori sebelumnya yang sudah diakui kebenarannya. Dalam metode ilmiah. Berfikir deduktif ini digunakan pada saat penyusunan hipotesis. Hipotesis disusun secara deduktif dari teori-teori yang disusun secara jelas, logis, dan sistematis sehingga menjadi kerangka pemikiran. Salah satu cara berfikir deduktif adalah silogisme, misalnya sebagai berikut:
              Fakta         :   Semua makhluk hidup akan mati
                                         Kucing merupakan makhluk hidup
              Kesimpulan:  Kucing akan mati

         b. Induktif. merupakan cara berfikir dimana kesimpulan umum ditarik dari dari berbagai kasus yang bersifat individual; atau dari khusus ke umum. Memang tidak ada keterkaitan erat antara alasan dan kesimpulan yang kuat seperti dalam deduksi. Penalaran induktif terkait dengan empirisme, yaitu faham bahwa pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran. Dalam metode ilmiah berfikir induktif inidigunakan dalam pembuktian hipotesis. Berdasarkan satu atau lebih fakta atau kejadian yang ditemukan, kita menarik kesimpulan bahwa fakta atau kejadian tersebut juga berlaku umum. Sebagai ilustrasi, jika kita menemukan satu atau beberapa barang yang dijual sebuah toko ternyata rusak maka kita menyimpulkan bahwa seluruh barang di toko tersebut yang diproduksi sebuah perusahaan sudah kadaluarsa. Proses penarikan kesimpulan secara induktif ini dalam prakteknya menggunakan analisis statitik melalui berbagai teknik analisis yang termasuk statistika inferensial.
                Contoh:
                Fakta              :        Tumbuhan akan mati (khusus)
                                                Hewan akan mati (khusus)
                                                Manusia akan mati (khusus)
              Kesimpulan   :          Semua makhluk hidup akan mati (umum)
              
              Persyaratan karya tulis ilmiah adalah  sebagai berikut:
              a. Asli, laporan yang dibuat benar-benar merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat/jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur.
              b. Perlu, hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan keprofesian dari guru yang bersangkutan. Manfaat tersebut diutamakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di satuan pendidikan guru bersangkutan.
             c. Ilmiah, laporan disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan mengikuti kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan.
            d.  Konsisten, isi laporan harus sesuai dengan tugas pokok guru. Bila penulisnya seorang guru, maka isi laporan haruslah berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan mempermasalahkan tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugasnya di sekolah/madrasahnya.
        Karakteristik sebuah Karya Tulis Ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, kemandirian, serta penggunaan bahasa.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Karakteristik karya ilmiah yang membedakannya dengan tulisan non-ilmiah antara lain sebagai berikut:
           a. Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam pembahasan masalah.
           b. Lugas : tidak emosional, bermakna tunggal, tidak menimbulkan interprestasi lain.
           c. Logis   : disusun berdasarkan urutan yang konsisten
           d. Efektif : ringkas dan padat.
           e. Efisien :  hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
           d. Objektif  berdasarkan fakta --setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya, dan konkret.
           e. Sistematis --baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku.

3.  Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
            a. Artikel
         Dalam istilah jurnalistik, artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif penulisanya tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka atau hasil pengembangan proyek. Artikel ilmiah dalam bidang pendidikan adalah tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran di satuan pendidikan yang dimuat di jurnal ilmiah.
   Sistematika Artikel:
o   Judul
o   Nama Penulis : tanpa gelar akademik
o   Abstrak: ringkasan tulisan, gambaran umum isi artikel, kata kunci yang terdiri dari
3-5 keywords.
o   Pendahuluan: diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat.
o   Kajian Teori : diuraikan dasar teori yang menjadi acuan (teori yang relevan).
o   Pembahasan: Mengemukakan tentang gagasan/ide penulis dalam upaya memecahkan masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan pembelajaran di sekolah/madrasahnya. Pembahasan tersebut didukung oleh teori dan data yang relevan.
o   Penutup :  simpulan dan saran
Kesimpulan, merangkum semua hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV. Disarankan sajian ini menggunakan urutan yang merupakan urutan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan
         Saran-saran yang diungkapkan harus berdasarkan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Suatu saran harus didahului dengan uraian yang merupakan argumentasi dari saran yang diajukan. Saran tersebut dapat ditujukan kepada pemerintah atau lembaga atau kelompok masyarakat, dan dapat berupa saran penelitian lanjutan, anjuran penggunaan hasil penelitian, penijauan peraturan sehubungan dengan hasil penelitian, atau lainnya.
o   Daftar Pustaka
      
       bMakalah
      Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah biasanya disajikan dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di kelas (tugas perkuliahan).
Makalah juga diartikan sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.
Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.
Sistematika Makalah:
o   Pendahuluan
o   Pembahasan
o   Kesimpulan
        c.  Kertas Kerja
Kertas kerja (work paper) pada prinsipnya sama dengan makalah, namun dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam dan dipresentasikan pada seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Kertas kerja itu menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau dimentahkan oleh forum ilmiah.
       d.  Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi (mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah, tergantung panduan yang berlaku di perguruan tinggi masing-masing.
       e.  Skripsi
     Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1 (Sarjana). Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain.
      Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
        f.  Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2 (Pasca Sarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

       g.  Disertasi
Disertasi disebut juga "Ph.D Thesis" adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.
       h.   Artikel Ilmiah Populer
      Selain ketujuh jenis karya ilmiah, ada juga yang disebut artikel ilmiah populer, yaitu artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa populer (bahasa media/bahasa jurnalistik) untuk dimuat di media massa (suratkabar, majalah, tabloid).
      Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi untuk "dikomunikasikan" kepada publik melalui media massa.
      Artikel ilmiah populer bisa hasil penelitian ilmiah, namun disajikan dengan lebih ringkas dan lugas, bisa pula dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.

         Karya tulis ilmiah penelitian yang diprioritaskan bagi guru adalah penelitian  yang terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsinya serta berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini terdapat dua macam penelitian yang dapat dilakukan sesuai tujuan tersebut yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK).
Beberapa permasalahan yang dapat dijadikan topik penelitian eksperimen maupun      PTK antara lain:
a. Masalah pembelajaran, antara lain masalah pengelolaan kelas, prosedur pembelajaran, model pembelajaran, pendekatan dan metode mengajar yang inovatif dan spesifik  sesuai dengan karakteristik bidang studinya (subject specific paedagogy),  serta interaksi dalam pembelajaran untuk mengatasi masalah belajar siswa seperti kesalahan-kesalahan belajar dan miskonsepsi.
b.  Pengembangan bahan ajar seperti modul, computer assisted learning, dan alat bantu/media pembelajaran seperti pengembangan alat peraga dan multimedia.
c.   Pemanfaatan sumber belajar, antara lain pemanfaatan perpustakaan baik cetak maupun elektronik, pemanfaatan internet, atau sumber belajar lain di luar kelas,
d. Evaluasi proses dan hasil belajar, antara lain evaluasi otentik termasuk penilaian portofolio, evaluasi diagnostik siswa dengan tindakan pembelajarannya, serta pengembangan instrumen dan penggunaannya.
   Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis dengan ciri khusus: (1) adanya variabel bebas yang dimanipulasi, (2) adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel lain kecuali variabel bebas yang dimanipulasi, dan (3) adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai akibat dari tindakan manipulasi variabel bebas.
    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas, dan mencari jawaban ilmiah bagaimana hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
Umumnya laporan PTK menggunakan kerangka isi  yang terdiri dari bagian awal, bagian isi, dan bagian penunjang. Secara rinci kerangka tersebut adalah sebagai berikut:
               Bagian Awal terdiri dari: (a) halaman judul; (b) lembaran persetujuan dan pernyataan dari kepala sekolah yang menyatakan keaslian tulisan dari si penulis; (c) pernyataan dari perpustakaan yang menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakannya, (d) pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangi oleh penulis, (e) kata pengantar; (f) daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran), serta (g) abstrak atau ringkasan.
  Bagian Isi terdiri dari beberapa bab yakni: (Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah melalui rencana tindakan yang akan dilakukan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian /Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan; (Bab III) Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur penelitian; (Bab IV) Hasil penelitian dan pembahasan serta  mengemukakan gambaran tentang pelaksanaan tindakan, dimulai dari setting atau pengaturan siswa, penjelasan umum jalannya pembelajaran diikuti penjelasan siklus demi siklus; dan (Bab V) Simpulan dan Saran-Saran.
  Bagian Penunjang yang pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan. Lampiran utama yang harus disertakan adalah (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar pengamatan, b) contoh-contoh hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen baik oleh guru maupun siswa, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan, daftar hadir, dan lain-lain.
Disamping disajikan dalam bentuk laporan, hasil penelitian dapat pula disajikan dalam bentuk artikel yang dapat dimuat dalam jurnal ilmiah. Berikut adalah contoh sistematika artikel hasil penelitian tindakan kelas yang akan dimuat di jurnal ilmiah.
·         Judul Artikel
Judul artikel penelitian ditulis secara informatif, memuat kata-kata kunci yang menggambarkan upaya perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran.
·         Nama Penulis
             Nama penulis dicantumkan tanpa disertai gelar akademik. Nama dengan gelar akademik lengkap dituliskan pada catatan kaki di halaman pertama.
·         Abstrak
Abstrak ditulis dalam satu paragraf, panjangnya tidak lebih dari 200 kata diketik dengan spasi tunggal dan format lebih sempit dari teks utama. Abstrak berisi uraian singkat tentang permasalahan, tujuan, metodologi penelitian dan temuan penelitian.
·         Pendahuluan
             Pendahuluan tidak  harus diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak. Bagian ini menyajikan secara singkat rasional penelitian, masalah dan tindakan pemecahan masalah, serta tujuan penelitian. Pada bagian ini dicantumkan landasan teori secara ringkas yang langsung menangani masalah yang diteliti, disertai rujukan pustaka yang terjamin otoritas penulisnya.
·         Metode Penelitian
             Dalam bagian ini disebutkan: rancangan penelitian, subjek dan objek penelitian, instrumen, analisis/pengolahan data. Uraian disajikan secara singkat dalam beberapa paragraf.
·         Hasil dan Pembahasannya
Bagian ini merupakan bagian yang paling penting dalam artikel, yang menyajikan hasil penelitian dan pembahasannya. Uraian berisi temuan penelitian dan penjelasannya, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, didukung dengan tabel, grafik, gambar, skema, atau foto. Temuan penelitian harus berkaitan dengan masalah penelitian dan merupakan dasar untuk mengambil simpulan dan membuat saran.

·         Simpulan dan Saran
             Simpulan disusun berdasarkan temuan dan sesuai dengan masalah. Simpulan merupakan jawaban singkat atas masalah penelitian.
             Saran disusun berdasarkan simpulan dan sebaiknya mengacu kepada tindakan praktis atau pengembangan penelitian lanjutan sebagai refleksi dari kegiatan pembelajaran untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
·         Daftar Pustaka
             Bagian ini berisikan semua sumber pustaka yang digunakan dan diacu dalam badan artikel. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan format tata tulis ilmiah dan diurutkan secara alfabetis menurut nama pengarangnya.
   E. Teknik Presentasi
        Presentasi adalah Komunikasi langsung  antara pembicara/presenter dengan sekelompok pendengar/audiens dalam situasi teknis, saintifik, atau profesional untuk satu tujuan tertentu dengan menggunakan teknik sajian dan media yang terencana
          Komponen dasar presentasi terdiri dari pembicara, moderator, dan audiens. Sedangkan struktur presentasi terdiri dari pembukaan, isi dan penutup. Persiapan presentasi terdiri dari 5 bagian yaitu:
           1. menganalisis momentum dan acara,
          2. mengenali audiens,
          3. menentukan sasaran dan tujuan spesifik,
          4. mempelajari lokasi
          5. latihan dan evaluasi.
          Kriteria Keberhasilan Presentasi adalah:
          1. Menarik perhatian audiensi
          2. Isi presentasi disajikan secara sistematis
          3. Penjelasan sesuaikan dengan tingkat nalar audiensi
          4. Berikan contoh dan argumen yang kuat
          5. Tentukan tindak lanjut.






Suriasumantri, J.S, 1985: Filsafat Ilmu:  Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Widarso,W:1992: Kiat Menulis dalam Bahasa Inggris, Kanisius, Jakarta.
Dwiloka, Bambang. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penerbit Rineka Cipta
Farkhan, M. 2006. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Cella.



[1]    Peraturan Menteri PAN & RB No. 16 Tahun 2009, Karya Tulis Ilmiah dinyatakan sebagai Publikasi Ilmiah.
[2] Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1990, dan “Ilmu Dalam Perspektif, (Jakarta : Gramedia, 1985).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar