HAKIKAT KARYA TULIS ILMIAH DAN JENISNYA
Dalam mengembangkan Karya Tulis Ilmiah seorang guru harus berpijak
kepada beberapa peraturan dan undang-undang yang melandasinya, antara lain Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru Sekolah Dasar, Permenegpan dan
RB nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, dan
Permendiknas nomor 35 tahun 2010 tentang petunjuk teknis penghitungan jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya.
Peraturan tersebut berdampak secara langsung pada pengembangan profesi
guru dalam hal ini Guru wajib untuk
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif. Kegiatan
tersebut dikenal sebagai kegiatan pengembangan profesi bagi guru yang lebih
dikenal sebagai pengembangan keprofesian berkelanjutan disingkat dengan PKB.
PKB merupakan salah satu unsur utama untuk penilaian Angka Kredit
Kenaikan Pangkat/Jabatan fungsional guru. Diharapkan melalui PKB akan terwujud
guru yang profesional yang bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang
kuat tetapi sebaiknya juga memiliki kepribadian yang matang, kuat, dan
seimbang. Dengan pengusaan ilmu pengetahuan dan kepribadian yang prima
diharapkan guru terampil dalam membangkitkan minat peserta didik terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penyajian layanan pendidikan yang
bermutu.
Berdasarkan Permenegpan
& RB no 16 tahun 2009 pasal 11 tentang unsur PKB, dan Buku 4 tentang
Pedoman Kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya, unsur kegiatan PKB terdiri
dari melaksanakan pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovasi. Materi
ini akan
membahas tentang hakekat, karakteristik, dan jenis-jenis karya tulis ilmiah.
1.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
2. Peraturan
Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional dan Angka Kreditnya.
3. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Setelah mempelajari materi ini, peserta pembinaan karier diharapkan mampu:
2. menjelaskan
ontologi, epistimologi dan aksiologi
karya tulis ilmiah;
3. menjelaskan hakekat karya tulis ilmiah;
4. menjelaskan karakteristik karya tulis ilmiah;
5. menjelaskan jenis-jenis karya tulis ilmiah, dan
6. mengintegrasikan hakekat karya tulis dalam pengembangan profesi sebagai guru.
Karya Tulis
Ilmiah biasa disingkat Karya Ilmiah (Scientific Paper)
merupakan tulisan atau laporan
tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah
oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Data, simpulan, dan informasi
lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi)
bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Karya ilmiah sering juga
disebut "tulisan akademis" (academic writing)
karena biasa ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi --dosen dan
mahasiswa.
Hakikat Karya Tulis
Ilmiah sebagaimana ilmu-ilmu yang lain dapat dikaji dari tataran ontologi,
epistomologi, maupun aksiologi. Menurut Suryasumatri[2]2 Ontologi (hakikat apa yang dikaji) Berasal dari bahasa yunani : on/ontos = ada dan
logos = ilmu. Jadi ontologi adalah
ilmu tentang apa yang kita ketahui, seberapa jauh apa yang
kita ingin tahu. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas
kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan
proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses
tersebut memerlukan dasar pola berfikir. Pola
berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar
pembahasan realitas.
Epistemologi (cara mendapatkan pengetahuan yang benar) berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos
(kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan
jenis pengetahuan. Jadi epistemologi merupakan teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari
ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan
berbagai metode, diantaranya; metode induktif dan metode
deduktif. Sedangkan
aksiologi (nilai kegunaan ilmu), berasal dari
bahasa Yunani axios yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Menurut
Bramel (dalam Ampal, 2009:163) aksiologi terbagi atas 3 bagian yaitu tindakan
moral, ekspresi keindahan, dan kehidupan sosio-politik.
Pemahamanan tentang karya tulis
ilmiah berasal dari suatu permasalahan yang muncul dan memerlukan penjelasan
dan pemecahan masalah yang dibuat sedemikian rupa sehingga didapatkan
penjelasan dengan sistematis dan didukung oleh data-data yang akurat, serta
menggunakan tata bahasa yang baku.
Pengertian
dari karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah Tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat umum (Buku 4 PKB, 2013:9).
Ciri karya
tulis ilmiah antara lain: (a) isi sajiannya berada pada kawasan pengetahuan
keihnuan; (b) penulisannya
cermat, tepat, benar, menggunakan sistematika yang umum dan jelas; (c) tidak bersifat
subyektif, emosional, mengungkapkan terkaan, prasangka, atau memuat
pandangan-pandangan tanpa fakta dan rasional yang mantap.
Tujuan penulisan karya tulis
ilmiah adalah menyampaikan gagasan, mendiskusikan gagasan dalam suatu
pertemuan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian, dan meningkatkan
kemampuan profesional guru. Suatu karya tulis ilmiah juga dapat berfungsi
sebagai rujukan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan, mengintegrasikan
berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan dan memberi kepuasan
intelektual, serta memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
Penyusunan karya tulis
ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan membaca dan menulis; sarana berlatih mengintegrasikan
berbagai gagasan, penjelasan, prediksi, dan pengawasan
yang disajikan secara sistematis;
memperluas wawasan; serta
memberi kepuasan intelektual di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala
ilmu pengetahuan.
Salah satu cara yang bisa kita pakai
untuk melatih kemampuan mentransfer ilmu adalah dengan menulis. Dalam menulis,
kita ingin menyampaikan suatu pesan kepada pembaca untuk memastikan bahwa
gagasan itu sampai maka kita perlu menyampaikannya dengan cara yang runtut dan
bisa diterima. Di negara lain, menulis sudah menjadi kebiasaan masyarakatnya.
Misalnya di Amerika, terutama di kalangan perguruan tinggi, ada dua pameo yang
diyakini benar, yaitu publish or perish (publikasikan atau minggirlah)
dan All scientist are the same, until one of them writes a book (semua
ilmuwan adalah sama, sampai satu di antara mereka menulis buku) (Wishnubroto
Widarso, 1997).
Berikut ini adalah beberapa
alasan mengapa orang harus menulis:
a. Komunikasi
utama untuk menyampaikan ide, pendapat, dan hasil pemikiran.
b. Orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tdak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
keabadian (Pramoedya Ananta Toer)
c. Tulisan dapat menjadi
pelopor suatu pemikiran, keyakinan, ide, cita-cita, bahkan revolusi (Isa Anshary);
Dengan melihat betapa pentingnya menulis tentunya kita sebagai guru harus terus berupaya
untuk membiasakan diri menulis apa yang kita lakukan dan melakukan apa yang
kita tulis. Tentunya ada banyak hambatan pada saat kita akan menulis suatu ide.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya adalah dengan membaca. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Pater Bolsius yang mengatakan bahwa, “if you don’t read, you don’t write”
(kalau engkau tidak punya kebiasan membaca, engkau tidak bisa menulis). Seperti
juga yang diungkapkan Robert Pinckret, dalam bukunya The Truth About English, “writing is thinking. If you can’t think you
can’t write. Learning to think” (menulis adalah berpikir. Kalau Anda tak
bisa berpikir, Anda tak bisa menulis. Belajar menulis berarti belajar
berpikir).
Manusia mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan karena mempunyai kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka
berfikir tertentu. Cara berfikir seperti itu disebut dengan penalaran
(reasoning). Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai
ciri-ciri, yaitu logis dan analitis (Suriasumantri, 1996). Berfikir secara
logis dan analitis merupakan proses berfikir ilmiah. Penalaran ilmiah pada hakikatnya
merupakan gabungan dari dua cara penalaran, yaitu:
a. Deduktif. Penalaran
deduktif terkait dengan rasionalisme, yaitu faham bahwa rasio ataupemikiran
adalah sumber kebenaran. Deduksi adalah cara berfikir dengan menarik kesimpulan
khusus dari pernyataan-pernyaatan yang besifat umum; atau dari umum ke
khusus. Pernyataan umum tersebut merupakan alasan atau premis yang
dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan khusus. Alasan atau premis tersebut
merupakan ilmu atau teori sebelumnya yang sudah diakui kebenarannya. Dalam
metode ilmiah. Berfikir deduktif ini digunakan pada saat penyusunan hipotesis.
Hipotesis disusun secara deduktif dari teori-teori yang disusun secara jelas,
logis, dan sistematis sehingga menjadi kerangka pemikiran. Salah satu cara berfikir
deduktif adalah silogisme, misalnya sebagai berikut:
Fakta : Semua
makhluk hidup akan mati
Kucing merupakan makhluk hidup
Kesimpulan: Kucing akan mati
b. Induktif. merupakan
cara berfikir dimana kesimpulan umum ditarik dari dari berbagai kasus yang
bersifat individual; atau dari khusus ke umum. Memang tidak ada
keterkaitan erat antara alasan dan kesimpulan yang kuat seperti dalam deduksi.
Penalaran induktif terkait dengan empirisme, yaitu faham bahwa pengalaman
manusia merupakan sumber kebenaran. Dalam metode ilmiah berfikir induktif
inidigunakan dalam pembuktian hipotesis. Berdasarkan satu atau lebih fakta atau
kejadian yang ditemukan, kita menarik kesimpulan bahwa fakta atau kejadian
tersebut juga berlaku umum. Sebagai ilustrasi, jika kita menemukan satu atau
beberapa barang yang dijual sebuah toko ternyata rusak maka kita menyimpulkan
bahwa seluruh barang di toko tersebut yang diproduksi sebuah perusahaan sudah
kadaluarsa. Proses penarikan kesimpulan secara induktif ini dalam prakteknya
menggunakan analisis statitik melalui berbagai teknik analisis yang termasuk
statistika inferensial.
Contoh:
Fakta : Tumbuhan
akan mati (khusus)
Hewan
akan mati (khusus)
Manusia
akan mati (khusus)
Kesimpulan : Semua makhluk hidup akan mati (umum)
Persyaratan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Asli, laporan yang dibuat benar-benar merupakan karya asli
penyusunnya, bukan merupakan plagiat/jiplakan, atau disusun dengan niat dan
prosedur yang tidak jujur.
b. Perlu,
hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan
dan mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan keprofesian dari guru yang
bersangkutan. Manfaat tersebut diutamakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran
di satuan pendidikan guru bersangkutan.
c. Ilmiah, laporan
disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai
dengan mengikuti kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang
telah ditetapkan.
d. Konsisten, isi laporan harus
sesuai dengan tugas pokok guru. Bila penulisnya seorang guru, maka isi laporan
haruslah berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan mempermasalahkan
tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugasnya di sekolah/madrasahnya.
Karakteristik sebuah Karya
Tulis Ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian,
komponen dan substansi, kemandirian, serta penggunaan bahasa.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Karakteristik karya ilmiah
yang membedakannya dengan tulisan non-ilmiah antara lain sebagai
berikut:
a. Mengacu
pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam pembahasan
masalah.
b. Lugas : tidak emosional, bermakna
tunggal, tidak menimbulkan interprestasi lain.
c. Logis : disusun berdasarkan urutan yang konsisten
d. Efektif : ringkas dan padat.
e. Efisien :
hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
d. Objektif
berdasarkan fakta --setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa
adanya, sebenarnya, dan konkret.
e. Sistematis
--baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan sistem
yang berlaku.
a. Artikel
Dalam istilah jurnalistik, artikel
adalah tulisan berisi pendapat subjektif penulisanya tentang suatu masalah atau
peristiwa. Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang
dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis
dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah
disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka
atau hasil pengembangan proyek. Artikel
ilmiah dalam bidang pendidikan adalah tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan
ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran di satuan pendidikan
yang dimuat di jurnal ilmiah.
Sistematika Artikel:
o Judul
o Nama Penulis : tanpa
gelar akademik
o Abstrak: ringkasan tulisan,
gambaran umum isi artikel, kata kunci yang terdiri dari
3-5 keywords.
o Pendahuluan: diuraikan
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat.
o Kajian Teori : diuraikan dasar
teori yang menjadi acuan (teori yang relevan).
o Penutup : simpulan dan
saran
Kesimpulan,
merangkum semua hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV. Disarankan sajian
ini menggunakan urutan yang merupakan urutan jawaban dari
rumusan masalah yang diajukan
Saran-saran yang diungkapkan harus berdasarkan
atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Suatu saran harus didahului
dengan uraian yang merupakan argumentasi dari saran yang diajukan. Saran
tersebut dapat ditujukan kepada pemerintah atau lembaga atau
kelompok masyarakat, dan dapat berupa saran penelitian lanjutan, anjuran
penggunaan hasil penelitian, penijauan peraturan sehubungan dengan hasil
penelitian, atau lainnya.
o Daftar Pustaka
b. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan
suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang
bersifat empiris-objektif. Makalah biasanya disajikan dalam sebuah seminar
atau dipresentasikan di kelas (tugas perkuliahan).
Makalah juga diartikan
sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup
dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian
pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.
Pengertian yang lain dari
makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau
topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi
analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas
terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk
disajikan dalam forum ilmiah.
Sistematika Makalah:
o Pendahuluan
o Pembahasan
o Kesimpulan
c.
Kertas Kerja
Kertas kerja (work paper) pada prinsipnya sama
dengan makalah, namun dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam dan
dipresentasikan pada seminar atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh
ilmuwan. Kertas kerja itu menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima
atau dimentahkan oleh forum ilmiah.
d.
Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di
kalangan akademisi (mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan
pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3).
Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah, tergantung panduan yang
berlaku di perguruan tinggi masing-masing.
e.
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah
mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1 (Sarjana). Skripsi berisi
tulisan sistematis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain.
Pendapat yang diajukan harus didukung
oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung
(obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan
material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum
tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
f.
Tesis
Tesis adalah karya tulis
ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2 (Pasca Sarjana) yang
sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh
dari penelitian sendiri.
g.
Disertasi
Disertasi disebut juga
"Ph.D Thesis" adalah karya tulis ilmiah mahasiswa
untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang
mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan
data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini
berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.
h.
Artikel Ilmiah Populer
Selain ketujuh jenis karya ilmiah, ada
juga yang disebut artikel ilmiah populer, yaitu artikel ilmiah yang ditulis
dengan gaya bahasa populer (bahasa media/bahasa jurnalistik) untuk dimuat di
media massa (suratkabar, majalah, tabloid).
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel
ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah.
Artikel ilmiah ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan
ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi untuk
"dikomunikasikan" kepada publik melalui media massa.
Artikel ilmiah populer bisa hasil
penelitian ilmiah, namun disajikan dengan lebih ringkas dan lugas, bisa pula
dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang
bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
Karya tulis ilmiah
penelitian yang
diprioritaskan bagi guru adalah penelitian yang terkait langsung dengan
tugas pokok dan fungsinya serta berdampak langsung terhadap peningkatan
kualitas pembelajaran. Dalam hal
ini terdapat dua macam penelitian yang dapat dilakukan sesuai tujuan tersebut
yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan
(b) penelitian
tindakan kelas (PTK).
Beberapa
permasalahan yang dapat dijadikan topik penelitian eksperimen maupun PTK antara lain:
a. Masalah pembelajaran, antara lain masalah pengelolaan kelas, prosedur pembelajaran, model pembelajaran, pendekatan dan metode
mengajar yang inovatif dan spesifik sesuai dengan karakteristik bidang
studinya (subject specific paedagogy), serta interaksi dalam pembelajaran
untuk mengatasi masalah belajar siswa seperti kesalahan-kesalahan belajar dan
miskonsepsi.
b. Pengembangan bahan ajar seperti
modul, computer
assisted learning, dan alat bantu/media pembelajaran seperti pengembangan alat
peraga dan multimedia.
c. Pemanfaatan sumber belajar, antara lain pemanfaatan
perpustakaan baik cetak maupun elektronik, pemanfaatan internet, atau sumber
belajar lain di luar kelas,
d. Evaluasi proses dan hasil belajar, antara lain evaluasi otentik
termasuk penilaian portofolio, evaluasi diagnostik siswa dengan tindakan
pembelajarannya, serta pengembangan instrumen dan penggunaannya.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang akibat dari adanya suatu treatment
atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis
dengan ciri khusus: (1) adanya variabel bebas yang dimanipulasi, (2) adanya
pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel lain kecuali variabel
bebas yang dimanipulasi, dan (3) adanya pengamatan dan pengukuran terhadap
variabel terikat sebagai akibat dari tindakan manipulasi variabel bebas.
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran
di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas, dan mencari jawaban ilmiah bagaimana hal tersebut dapat
dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Pada intinya PTK bertujuan untuk
memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran
di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar.
Umumnya laporan PTK menggunakan
kerangka isi yang terdiri dari bagian awal, bagian isi, dan bagian
penunjang. Secara rinci kerangka tersebut adalah sebagai berikut:
Bagian Awal terdiri dari: (a) halaman judul; (b)
lembaran persetujuan dan pernyataan dari kepala sekolah yang menyatakan
keaslian tulisan dari si penulis; (c) pernyataan dari perpustakaan yang
menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakannya,
(d) pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangi oleh penulis, (e) kata
pengantar; (f) daftar
isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran), serta (g)
abstrak atau ringkasan.
Bagian Isi terdiri dari beberapa bab yakni: (Bab I)
Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah
dan Cara Pemecahan Masalah melalui rencana tindakan yang akan dilakukan, Tujuan
dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian /Tinjauan Pustaka yang berisi
uraian tentang kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari
usulan rancangan penelitian tindakan; (Bab III) Metode Penelitian atau Metodologi
Penelitian yang
menjelaskan tentang prosedur penelitian; (Bab IV) Hasil penelitian dan
pembahasan serta mengemukakan gambaran tentang pelaksanaan tindakan,
dimulai dari setting atau pengaturan siswa, penjelasan umum jalannya
pembelajaran diikuti penjelasan siklus demi siklus; dan (Bab V) Simpulan dan
Saran-Saran.
Bagian Penunjang yang pada umumnya terdiri dari sajian daftar
pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan.
Lampiran utama yang harus disertakan adalah (a) semua instrumen yang digunakan
dalam penelitian, terutama lembar pengamatan, b) contoh-contoh hasil kerja
dalam pengisian/ pengerjaan instrumen baik oleh guru maupun siswa, (c) dokumen
pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan, daftar hadir, dan
lain-lain.
Disamping disajikan dalam bentuk
laporan, hasil penelitian dapat pula disajikan dalam bentuk artikel yang dapat
dimuat dalam jurnal
ilmiah. Berikut adalah contoh
sistematika artikel hasil penelitian tindakan kelas yang akan dimuat di jurnal
ilmiah.
·
Judul
Artikel
Judul artikel penelitian ditulis secara
informatif, memuat kata-kata kunci yang menggambarkan upaya perbaikan atau
peningkatan kualitas pembelajaran.
·
Nama Penulis
Nama penulis dicantumkan tanpa disertai gelar
akademik. Nama dengan gelar akademik lengkap dituliskan pada catatan kaki di
halaman pertama.
·
Abstrak
Abstrak ditulis dalam satu paragraf, panjangnya
tidak lebih dari 200 kata diketik dengan spasi tunggal dan format lebih sempit
dari teks utama. Abstrak berisi uraian singkat tentang permasalahan, tujuan,
metodologi penelitian dan temuan penelitian.
·
Pendahuluan
Pendahuluan tidak harus diberi judul,
ditulis langsung setelah abstrak. Bagian ini menyajikan secara singkat rasional
penelitian, masalah dan tindakan pemecahan masalah, serta tujuan penelitian.
Pada bagian ini dicantumkan landasan teori secara ringkas yang langsung
menangani masalah yang diteliti, disertai rujukan pustaka yang terjamin
otoritas penulisnya.
·
Metode
Penelitian
Dalam bagian ini disebutkan: rancangan penelitian, subjek
dan objek penelitian, instrumen, analisis/pengolahan data. Uraian disajikan secara
singkat dalam beberapa paragraf.
·
Hasil dan
Pembahasannya
Bagian ini merupakan bagian yang paling
penting dalam artikel, yang menyajikan hasil penelitian dan pembahasannya.
Uraian berisi temuan penelitian dan penjelasannya, baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, didukung dengan tabel, grafik, gambar, skema,
atau foto. Temuan penelitian harus berkaitan dengan masalah penelitian dan
merupakan dasar untuk mengambil simpulan dan membuat saran.
·
Simpulan dan
Saran
Simpulan disusun berdasarkan temuan dan
sesuai dengan masalah. Simpulan merupakan jawaban singkat atas masalah
penelitian.
Saran disusun berdasarkan simpulan dan
sebaiknya mengacu kepada tindakan praktis atau pengembangan penelitian lanjutan
sebagai refleksi dari kegiatan pembelajaran untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
·
Daftar
Pustaka
Bagian ini berisikan semua sumber pustaka
yang digunakan dan diacu dalam badan artikel. Daftar pustaka ditulis sesuai
dengan format tata tulis ilmiah dan diurutkan secara alfabetis menurut nama
pengarangnya.
E. Teknik Presentasi
Presentasi adalah Komunikasi langsung antara pembicara/presenter dengan sekelompok
pendengar/audiens dalam situasi teknis, saintifik, atau profesional untuk satu
tujuan tertentu dengan menggunakan teknik sajian dan media yang terencana
Komponen dasar presentasi
terdiri dari pembicara, moderator, dan audiens. Sedangkan struktur presentasi
terdiri dari pembukaan, isi dan penutup. Persiapan presentasi terdiri dari 5
bagian yaitu:
1. menganalisis
momentum dan acara,
2. mengenali audiens,
3. menentukan sasaran dan
tujuan spesifik,
4. mempelajari lokasi
5. latihan dan evaluasi.
Kriteria Keberhasilan Presentasi
adalah:
1. Menarik perhatian audiensi
2. Isi presentasi disajikan
secara sistematis
3. Penjelasan sesuaikan dengan
tingkat nalar audiensi
4. Berikan contoh dan argumen
yang kuat
5. Tentukan tindak lanjut.
[2] Suriasumantri, Jujun S, “Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer”, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1990, dan “Ilmu Dalam Perspektif”,
(Jakarta : Gramedia, 1985).
Dwiloka, Bambang. 2005. Teknik
Menulis Karya Ilmiah. Penerbit Rineka Cipta
Farkhan, M. 2006. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
Penerbit Cella.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar